Instagramming

Gerakan Keagamaan: Al-Ikhwan al-Muslimun

TA'RIF
Al-Ikhwan al-Muslimun adalah sebuah gerakan Islam terbesar di zaman
modern ini. Seruannya ialah kembali kepada Islam sebagaimana yang
termaktub di dalam al-Qur'an dan al-Sunnah serta mengajak kepada
penerapan Syari'at Islam dalam kehidupan nyata. Dengan tegar gerakan ini
telah mampu membendung arus sekularisasi di Dunia Arab dan Islam.

SEJARAH BERDIRI DAN TOKOH-TOKOHNYA

Pendirinya adalah Syaikh Hasan al-Banna (1324—1368 H/ 1906—1949 H).
Lahir di sebuah kampung dikawasan Buhairah, Mesir. Ia tumbuh dalam
lingkungan keluarga yang taat beragama, yang menerapkan Islam secara
nyata. dalam seluruh aspek kehidupannya.
Di samping belajar agama di rumah dan di Masjid, ia belajar pada sekolah
pemerintah. Kemudian melanjutkan pelajarannya ke Dar al-'Ulum, Kairo dan
tamat pada tahun 1927.
Setelah tamat dari Dar al-'Ulum, ia menjadi guru pada sebuah Sekolah Dasar
di Isma'iliyyah. Dari Isma'iliyyah inilah ia memulai aktivitas keagamaannya di
tengah-tengah masyarakat, terutama di warung-warung kopi di hadapan
para karyawan Proyek Terusan Suez.
Dzul Qa'idah 1327 H/April 1928 M adalah bulan didirikannya cikal bakal
gerakan al-Ikhwan al-Muslimun.
Tahun 1932 Hasan al-Banna pindah ke Kairo. Bersama itu pula gerakannya
berpindah dari Isma'iliyyah ke Kairo.
Tahun 1352 H/1933 M beliau menerbitkan sebuah berita pekanan Ikhwan
yang dipimpin oleh ustadz Muhibuddin Khatib (1303—1389 H/1886—1969
M). Kemudian tahun 1357 H/1938 M terbit majalah al-Nadzir. Lalu menyusul
al-Syihab, tahun 1367 H/ 1947 M. Seterusnya majalah dan berita-berita
Ikhwan terbit secara teratur.
Pada awal berdirinya, tahun 1941 M; Gerakan Ikhwan hanya beranggotakan
100 orang, hasil pilihan langsung ustadz Hasan al-Banna sendiri.
Tahun 1948 Ikhwan turut serta dalam perang Palestina. Mereka masuk dalam
angkatan perang khusus. Peristiwa ini telah direkam secara rinci oleh ustadz
Kamil Syarif dalam bukunya 'AI-Ikhwan al-Muslimun fi Harbi Falasthin'.

Pada tanggal 8 November 1948, Muhammad Fahmi Naqrasyi, Perdana
Menteri Mesir waktu itu, membekukan Gerakan Ikhwan dan menyita harta
kekayaannya serta menangkap tokoh-tokohnya.
Desember 1948 M, Naqrasyi diculik. Orang-orang Ikhwan dituduh sebagai
pelaku penculikan dan pembunuhan tersebut. Ketika jenazah Naqrasyi
diusung, pendukung-pendukungnya berteriak-teriak, "Kepala Naqrasyi harus
dibayar dengan kepala Hasan al-Banna". Dan pada tanggal 12 Februari 1949
Hasan al-Banna terbunuh oleh pembunuh misterius.
Tahun 1950 berdasarkan keputusan Dewan Tertinggi Negara, Ikhwan
direhabilitasi. Ketika itu Mesir diperintah oleh kabinet al-Nuhas. Dewan
tersebut juga memutuskan bahwa pembekuan Ikhwan selain tidak sah, juga
inkonstitusional.
Tahun 1950 ustadz Hasan al-Hudhaibi (1306—1393 H/ 1891—1973 M),
terpilih menjadi Mursyid 'Am al-Ikhwan al-Muslimun. Ia adalah salah seorang
tokoh kehakiman Mesir. Ia juga berkali-kali ditangkap. Tahun 1954, ia divonis
hukuman mati, tetapi kemudian diringankan menjadi seumur hidup. Tahun
1971 ia dibebaskan terakhir kalinya.
Oktober 1951 konflik antara Mesir dan Inggris semakin memuncak. Ikhwan
melancarkan perang urat saraf melawan Inggris di Terusan Suez. Peristiwa ini
telah direkam oleh Kamil Syarif dalam bukunya 'AI Mugawamat al-Sirriyyah
ftQanat Suwes'
Tanggal 23 Juli 1952, pasukan Mesir di bawah pimpinan Muhammad Najib,
bekerja sama dengan Ikhwan melancarkan Revolusi Juli. Tetapi kemudian
Ikhwan menolak kerja sama dalam pemerintahan, karena mereka
rnempunyai pendapat dan pandangan yang jelas tentang metode revolusi.
Jamal Abdunnashir menganggap penolakan tersebut sebagai penolakan
terhadap mandat revolusi. Kemudian kedua belah pihak terlibat serangkaian
konflik dan permusuhan yang semakin hari semakin tajam. Akibatnya, pada
tahun 1954, pihak pemerintah melakukan penangkapan besar-besaran
terhadap anggota Ikhwan dan beribu-ribu orang dijebloskan ke dalam
penjara. Alasan pemerintah, karena orangIkhwan telah berupaya memusuhi
dan mengancam kehidupan Jamal Abdunnashr di lapangan Mansyiyyah,
Iskandariyyah. Bahkan pemerintah Mesir telah menghukum mati 6 anggota
Ikhwan :
1 Abdulqadir Audah
2. Muhammad Farghali
3. Yusuf Thal'at
4. Handawi Duwair
5. Ibrahim Thayyib
6. Muhammad Abdullathif.
Tahun 1965—1966 bentrokan antara Ikhwan dan pemerintah Mesir terulang
kembali untuk kedua kalinya. Pemerintah kembali melakukan penangkapan
besar-besaran, melakukan penyiksaan serta memenjarakan anggota Ikhwan.
Bahkan tiga orang di antaranya telah dihukum gantung, yaitu:
1. Sayyid Quthb (1324—1387 H/1906—1966 M). Ia termasuk pemikir Ikhwan
nomor dua setelah Hasan al-Banna dan termasuk salah seorang tokoh Islam
dizaman modern sekarang ini. Ditangkap pada tahun 1954 M dan disekap
dalam penjara selama 10 tahun. Tahun 1964, ia dikeluarkan dari penjara atas
desakan Presiden Iraq, Abdussalam Arif. Namun tidak lama kemudian, ia
diciduk kembali untuk menghadapi hukuman mati. Karya-karyanya sangat
terkenal di bidang sastra dan pemikiran Karya-karyanya yang paling

monumental antara lain: Tafsir fi Zhilal al-Qur'an dan ma'alim fi al-Thariq,
Buku 'Adalat al-Ijtima'iyyah fi al-Islam dan Khasha'ish al-Tashawwur al-Islami
wa Muqawwimatuhu, juga merupakan karyanya yang paling menonjol.
2. Yusuf Hawasi
3. Abdulfattah Isma'il.
Sejak itu Ikhwan bergerak secara rahasia sampai Jamal Abdunnashr
meninggal dunia 28 September 1970.
Ketika Anwar Sadat berkuasa, orang-orang Ikhwan mulai dilepas secara
bertahap.
Sepeninggal Hudhaibi, Umar Tilmisani (1904—1986 M) terpilih menjadi
Mursyid 'Am Ikhwan. Di bawah pimpinannya Ikhwan menuntut hak-hak
jama'ah secara utuh dan mengembalikan hak milik jama'ah yang dibekukan
oleh Jamal Abdunnashr. Tilmisani menempuh jalan tidak konfrontatif dengan
penguasa dan berkali-kali beliau menyerukan, "Bergeraklah dengan bijak
dan hindarilah kekerasan dan extremisme."
Muhammad Hamid Abu Nashr, terpilih menjadi Mursyid 'Am setelah
Tilmisani. Jalan dan metode yang ditempuhnya sama dengan pendahulunya.
.
Di luar Mesir banyak terdapat tokoh-tokoh Ikhwan yang muncul, antara lain :
1. Syaikh Muhammad Mahmud Shawwaf, pendiri dan pengawas umum
Ikhwan di Iraq. Karya tulisnya cukup banyak. Setelah pindah .ke Makkah
tahun 1959, ia sangat giat menyiarkan Islam di Afrika.
2. Dr. Mushthafa al-Siba'i (1334—1384 H/1915—1964 M), pengawas umum
pertama Ikhwan di Suriah. Gelar doktornya diperoleh dari Fakulstas Syari'ah
Universitas al-Azhar, tahun 1949. Memimpin beberapa divisi pasukan Ikhwan
ke Palestina tahun 1948. Pernah dicalonkan sebagai wakil Ikhwan di
Damaskus, tahun 1949. Selain itu ia terkenal sebagai khatib dan orator
ulung. Tahun 1954, ia mendirikan Fakultas Syari'ah di Damaskus dan ia
menjadi dekan pertamanya. Karya-karyanya antara lain Sunnah wa
Makanatuha fi al-Tasyri' al-Islami, Al-Mar'ah baina al-Fiqh wa al-Qanun, Al-
Qanun al-Ahwal al-Syakhshiyyah.
3. Gerakan Ikhwan di Yordania berdiri pada tanggal 13 Ramadhan 1364 H/19
November 1945 M. Pimpinan pertamanya ialah Syaikh Abdullathif Abu
Qurrah. Ia pernah memimpin sejumlah pasukan Ikhwan Yordania ke Palestina
tahun 1948. Selanjutnya tanggal 26 November 1953, ustadz Muhammad
Abdurrahaman Khalifah (lahir tahun 1919) terpilih menjadi Ketua Umum
Ikhwan di Yordania. Hingga kini beliau masih menduduki posisi tersebut.

PEMIKIRAN DAN DOKTRIN-DOKTRINNYA

Pemahaman Ikhwan terhadap Islam bersifat universal, tidak mengenal
adanya pemisahan antara satu aspek dengan aspek lainnya. Ikhwan
berusaha keras memperluas kawasan geraknya sampai menjadi sebuah
gerakan internasional.
Berkenaan dengan da'wah Ikhwan, Hasan al-Banna mengatakan, "Gerakan
Ikhwan adalah da'wah salafiyah, thariqah sunniyyah, haqiqah shufiyyah,
lembaga politik, klub olah raga, lembaga ilmiah dan keburlayaan,
perserikatan ekonomi dan pemikiran sosial."
Selanjutnya Hasan al-Banna menegaskan bahwa ciri gerakan Ikhwan adalah:
1. Jauh dari sumber pertentangan.
2. Jauh dari pengaruh riya dan kesombongan.
3. Jauh dari partai politik dan lembaga-lembaga politik.
4. Memperhatikan kaderisasi dan bertahap dalam melangkah.

5. Lebih mengutamakan aspek amaliyah produktif daripada propaganda dan
reklame.
6. Memberi perhatian sangat serius kepada para pemuda.
7. Cepat tersebar di kampung-kampung dan di kota-kota.
Selain itu Hasan al-Banna menyebutkan karakteristik Ikhwan sebagai berikut
:
1. Gerakan Ikhwan adalah gerakan Rabbaniyyah. Sebab, asas yang menjadi
poros sasarannya ialah mendekatkan manusia kepada Rabb-nya.
2. Gerakan Ikhwan bersifat alamiyah (Internasional). Sebab, arah gerakan
ditujukan kepada semua ummat manusia. Semua manusia pada dasarnya
harus bersaudara. Asalnya satu, nenek moyangnya satu dan nasabnya satu.
Hanya taqwa yang menentukan seseorang itu lebih dari yang lain. Dari
ketaqwaannya akan terefleksi pada kebaikan dan keutamaannya yang utuh
dan menyeluruh yang ia berikan kepada orang lain.
3. Gerakan Ikhwan bersifat Islami. Sebab, orientasi dan nisbatnya hanya
kepada Islam.
Selain itu Hasan al-Banna menetapkan tingkatan amal yang merupakan
konsekwensi logis setiap anggota, yaitu :
1. Memperbaiki diri, sehingga menjadi pribadi yang kuat fisik, teguh dalam
berakhlaq, luas dalam berfikir, mampu mencari nafqah, lurus beraqidah dan
benar dalam ber'ibadah.
2. Membentuk rumah tangga Islami. Sehingga keluarganya menjadi
pendukung fikrah, menghormatinya dan memelihara tatakrama Islam dalam
segala aspek kehidupan rumah tangganya sehari-hari.
3. Memotivasi masyarakat untuk menyebarkan kebaikan, memerangi
kemungkaran dan kerusakan.
4. Memerdekakan negara dengan membersihkan rakyatnya dari berbagai
bentuk kekuasaan asing kuffar di bidang politik, ekonomi ataupun mental
spiritual.
5. Memperbaiki pemerintahan sehingga běnar-benar menjadi pemerintahan
yang Islami.
6. Mengembalikan eksistensi negara-negara Islam dengan memerdekakan
negerinya dan
menghidupkan kembali keagungannya.
7. Menjadi guru dunia dengan menyebarkan Islam ke tengah tengah ummat
manusia, sehingga tidak ada fitnah lagi dan Dien benar-benar hanya milik
Allah.
"Dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan Nur (dien)-Nya. "
(QS, al-Taubah : 32).
Tentang tahapan da'wah, Hasan al-Banna membaginya menjadi tiga tahap :
1. Tahap pengenalan
2. Tahap pembentukan
3. Tahap pelaksanaan.
Dalam Risalah Ta'alim, Hasan al-Banna berkata, "Rukun Bai'at kita ada
sepuluh. Karena itu hafallah baik-baik. Yaitu faham, ikhlash, 'amal, jihad.
berkorban, tetap pada pendirian, tulus, ukhuwwah dan percaya diri."
Kemudian ia memberi penjelasan terhadap rukun-rukun tersebut. Ia berkata,
"Wahai saudaraku yang sejati! Ini merupakan garis besar da'wah Anda. Anda
dapat menyimpulkan prinsip-prinsip tersebut menjadi lima kalimat berikut :
1. Allah tujuan kami
2. Rasulullah SAW teladan kami

3. Al-Qur'an dustur kami
4. Jihad j alan kami
5. Mati syahid cita-cita kami yang tertinggi.
Ciri-cirinya dapat disimpulkan pula menjadi lima kata, yaitu : sederhana,
membaca Qur'an, shalat, sikap ksatria dan akhlaq."
Ustadz Sayyid Quthb, dalam bukunya Khashaish al-Tashawwur al-Islami wa
Muqawwimatuhu, memberikan gambaran tentang pemahamannya dan
pemahaman Ikhwan. Karakteristik konsepsi Islam itu berasaskan kepada
1. Rabbaniyyah
2. Tetap
3. Seimbang
4. Positif
5. Realistik
6. Tauhid.
Setiap karakteristik diberi penjelasan tersendiri secara gamblang dan luas.
Lambang al-Ikhwan al-Muslimun ialah: dua bilah pedang menyilang
melingkari al-Qur'an, ayat al-Qur'an ( ) dan tiga kata: haq (kebenaran),
quwwah (kekuatan) dan hurriyyah (kemerdekaan).
AKAR PEMIKIRAN DAN SIFAT IDEOLOGINYA
Al-Ikhwan al-1'iluslimun telah mengadopsi da'wah salafiyyah menjadi
gerakan da'wahnya. Ia menekankan kepada pentingnya penelitian dan
pembahasan terhadap dalil serta pentingnya kembali kepada al-Qur'an dan
al-Sunnah dan membersihkan dari segala bentuk kemusyrikan untuk
mencapai kesempurnaan tauhid.
Da'wah Ikhwan banyak dipengaruhi gerakan da'wah Syaikh Abdulwahhab,
Sanusiyyah dan Rasyid Ridha. Pada umumnya da'wah tersebut merupakan
kelanjutan dari Madrasah Ibnu Taimiyyah (wafat 728 H/1328 M), yang juga
merupakan kelanjutan Madrasah Imam Ahmad bin Hambal.
Ikhwan menerapkan tashawwuf sebagai sarana pendidikan dan peningkatan
jiwa seperti pernah dilakukan para ahli tashawwuf terdahulu yang aqidahnya
benar dan jauh dari segala bentuk bid'ah, khurafat, menghina diri dan sifat
negatif.
Hasan al-Banna merangkum semua pemahaman tersebut dalam da'wahnya.
Ditambah pula dengan konsepsi-konsepsi yang sesuai dengan kebutuhan
zaman dan lingkungan. Sehingga da'wahnya mampu menghadapi berbagai
arus yang melanda Mesir dan kawasan lain.

PENYEBARAN DAN KAWASAN-KAWASAN PENGARUHNYA

Gerakan Ikhwan dimulai di Isma'iliyyah kemudian beralih ke Kairo. Dari Kairo
tersebar ke berbagai pelosok dan kota di Mesir. Akhir tahun 40-an, cabang
Ikhwan di Mesir sudah mencapai 3000. Tiap cabang memiliki anggota yang
cukup banyak.
Gerakan tersebut kemudian meluas ke negara-negara Arab. Ia berdiri kukuh
di Suriah, Palestina, Yordania, Libanon, Iraq, Yaman dan lain-lain. Dewasa ini
anggota dan simpatisannya tersebar di berbagai penjuru dunia.

Komentar

Postingan Populer