JAMA'AH TABLIGH
Jama'ah Tabligh adalah sebuah jama'ah Islamiyyah yang da'wahnya berpijak kepada penyampaian (tabligh) tentang keutamaan-keutamaan ajaran Islam kepada setiap orang yang dapat dijangkau. Jama'ah ini menekankan kepada setiap pengikutnya agar meluangkan sebagian waktunya untuk menyampaikan dan menyebarkan da'wah dengan menjauhi bentuk-bentuk kepartaian dan masalah-masalah politik. Barangkali cara demikian lebih cocok mengingat kondisi ummat Islam di India yang merupakan minoritas dalam sebuah masyarakat besar.
Jama'ah ini didirikan oleh Syaikh Muhammad Ilyas Kandahlawi (1303—I364). la dilahirkan di Kandahlah, sebuah desa di Saharnapur, India. Mula-mula ia menuntut ilmu di desanya, kemudian pindah ke Delhi sampai berhasil menyelesaikan pelajarannya di Sekolah Deoband. Sekolah ini merupakan sekolah terbesar untuk pengikut Imam Hanafi di anak benua India yang
didirikan pada tahun I283 H/I867 M.
PARA SYAIKH JAMA'AH TABLIGH YANG TERKENAL
ini mempunyai hubungan dekat dengan Syaikh Abdurrahim Ra'i Fauri dan banyak menimba ilmu dan pendidikan darinya. Ia juga berguru kepada Syaikh Asraf Ali al-Tahanawi (1280—I364 H/ I863—1943 M) yang bergelar Hakim Ummat dan kepada Syaikh Muhammad Hasan (I268—1339 H/I851— I920 M), salah seorang tokoh ulama Madrasah Deoband dan pemimpin Jama'ah Tabligh. Sedangkan teman-teman dekat Syaikh Muhammad Ilyas Kandahlawi antara
lain :
1. Syaikh Abdurrahim Syah Deoband al-Tablighi yang menghabiswaktunya untuk urusan tabligh bersama-sama Syaikh Muhammad Ilyas dan puteranya Syaikh Muhammad Yusuf.
2. Syaikh Ihtisyam Kandahlawi yang menikah dengan saudara perempuan Syaikh Muhammad Ilyas. Beliaulah orang kepercayaan khusus Syaikh. Ia menghabiskan usianya untuk memimpin Jama'ah dan mendampingi Syaikh Muhammad Ilyas.
3. Syaikh Abu al-Hasan Ali al-Hasani al-Nadawi, Direktur Dar al-Ulum, Nadwah Ulama di Lucknow, India. Beliau adalah seorang penulis Islam besar dan mempunyai hubungan kuat dengan jama'ah. Sepeninggal Syaikh Muhammad Ilyas Kandahlawi kepemimpinan Jama'ah
diteruskan oleh puteranya, Syaikh Muhammad Yusuf Kandahlawi (I9I7—I965). Ia dilahirkan di Delhi. Sering berpindah-pindah mencari ilmu dan menyebarkan da'wah. Berkalikali ia mengunjungi Saudi Arabia, menunaikan hajji, dan Pakistan. Beliau wafat di Lahore dan jenazahnya dimakamkan di samping orang tuanya di Nizham al-Din, Delhi. Kitabnya yang terkenal ialah Amani Akhbar, berupa komentar kitab Ma'ani al Atsar karya Syaikh Thahawi dan Hayat al-Shahabah. Beliau meninggalkan seorang putera yang mengikuti jejak dan langkahnya, yaitu Syaikh Muhammad Harun.
Sedangkan teman-teman dekatnya dalam Jama'ah ialah
1. Syaikh Zakariya Kandahlawi (13I5—I364 H), sepupu Syaikh Yusuf dan sekaligus menjadi adik iparnya. Beliau adalah ahli hadits dan Musyrif tertinggi Jama'ah Tabligh. Tetapi akhirakhir ini ia tidak aktif lagi di dalam Jama'ah.
2. Syaikh Muhammad Yusuf Banuri, Direktur Sekolah Arab di New Town, Karachi, ahli hadits, direktur majalah bulanan berbahasa Urdu dan salah seorang tokoh ulama I)eoband dan Jama'ah Tabligh.
3. Maulana Ghulam Ghauts Hazardi, salah seorang tokoh ulama Jama'ah Tabligh yang menjadi anggota parlemen pusat.
4. Mufti Muhammad Syafi'i Hanafi, Mufti Agung Pakistan. Pernah menjadi Direktur Sekolah Dar al-Ulum Landhi, Karachi dan pengganti Asyraf Ali Tahnawi (Hakim Ummat) serta sebagai tokoh Jama'ah terkemuka.
5. Syaikh Manzhur Ahmad Nu'mani, termasuk barisan. ulama besar Jama'ah, pengikut Syaikh Zakariya, kawan akrab Ustadz Abu al-Hasan al-Nadawi dan tennasuk tokoh ulama Diobond. Amir Jama'ah yang ketiga ialah In'am Hasan. Jabatan ini dia pegang sejak Syaikh Muhammad Yusuf wafat sampai sekarang. Beliau adalah teman akrab Syaikh Muhammad Yusuf ketika samasama belajar dan perlawatannya. Usia mereka saling berdekatan. Keduanya sangat dekat dalam da'wah dan pergerakan.
1. Syaikh Muhammad Umar Bannaburi yang menjadi penasihat khususnya.
2. Syaikh Muhammad Baasyir, pemimpin Jama'ah Tabligh Pakistan yang berpusat di Roywand, pinggiran kota Karachi.
3. Syaikh Abdulwahhab, salah seorang tokoh Jama'ah Tabligh di kantor pusat di Pakistan.
Oleh pendiri Jama'ah telah ditetapkan 6 prinsip yang menjadi asas da'wahnya, yaitu :
1. Kalimah agung.
2. Menegakkan shalat.
3. Ilmu dan dzikir.
4. Memuliakan setiap Muslim.
5. Ikhlas.
6. Berjuang fi sabilillah.
Metode da'wah mereka menempuh jalan berikut :
1. Sebuah kelompok dari kalangan Jama'ah, dengan kesadaran sendiri, bertugas melakukan da'wah kepada penduduk setempat yang dijadikan obyek da'wah. Masing-masing anggota kelompok tersebut membawa peralatan hidup sederhana dan bekal serta uang secukupnya. Hidup sederhana merupakan ciri khasnya.
2. Begitu mereka sampai ke sebuah negeri atau kampung yang hendak dida'wahi, mereka mengatur dirinya sendiri. Sebagian ada yang membersihkan tempat yang akan ditinggalinya dan sebagian lagi keluar mengungjungi kota, kampung, pasar dan warung-warung, sambil berdzikir
kepada Allah. Mereka mengajak orang-orang mendengarkan ceramah atau bayan (menurut istilali Jama'ah)
3. Jika saat bayan tiba, mereka semua berkumpul untuk mendengarkannya. Setelah bayan selesai, para hadirin dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok dipimpin oleh seorang da'i dari Jama'ah. Kemudian para da'i tersebut mulai mengajari cara berwudhu', membaca fatihah, shalat atau membaca al-Qur'an. Mereka membuat halaqat-halaqat seperti itu dan diulanginya berkali-kali dalam beberapa hari.
"Kalian adalah sebaik-baik ummat yang ditampilkan ke tengah-tengah manusia." (Q.S, Ali 'Imran : 110)
5. Mereka menolak undangan walimah (kenduri) yang diselenggarakan penduduk setempat. Tujuannya agar tidak terganggu oleh masalah-masalah di luar da'wah dan dzikir serta amal perbuatan mereka tulus karena Allah semata.
7. Mereka berkeyakinan, jika pribadi-pribadi telah diperbaiki satu persatu, maka secara otomatis kemungkaran akan hilang.
8. Keluar, tabligh dan da'wah merupakan pendidikan praktis untuk menempa seorang da'i. Sebab seorang da'i harus dapat menjadi qudwah dan harus konsisten dengan da'wahnya. Mereka memandang taqlid kepada madzhab tertentu adalah wajib. Konsekwensinya mereka melarang ijtihad dengan alasan sekarang ini tidak ada ulama yang memenuhi syarat sebagai seorang Mujtahid. Dalam bebererapa hal mereka terpengaruh oleh cara-cara ,sufisme yang tersebar di India. Karena itu mereka menerapkan praktek-praktek sufistik seperti berikut :
1. Setiap pengikutnya diharuskan melakukan bai'at kepada Syaikhnya. Barangsiapa meninggal, dan ditengkuknya tidak ada bai at maka ia mati dalam keadaan jahiliyyah. Sering bai'at kepada Syaikh ini dilakukan di tempat umum dengan cara membeberkan selendang-selendang lebar yang saling terkait sambil mengumandangkan bai'at secara serentak. Bai'at semacam ini sering pula dilakukan di hadapan massa wanita.
2. Sangat berlebihan dalam mencintai Syaikh. Apalagi kepada Rasulullah SAW, mereka melakukan hal-hal yang di luar tatakrama yang harus diiltizami dalam menghormati Rasulullah.
4. Meyakini tashawwuf sebagai jalan terdekat mewujudkan rasa manisnya iman di dalam kalbu.
5. Senantiasa menyebut-nyebut nama tokoh-tokoh tashawwuf seperti Abdulqadir Jailani (Lahir di Jailan tahun 470 H), Suhrawardi, Abu Manshur Maturidi (Wafat tahun 332 H) dan Jalaluddin al-Rumi (Lahir tahun 604 H) pengarang kitab Al-Matsani.
Metode da'wah mereka berpijak kepada tabligh dalam bentuk targhib (memberi kabar gembira) dan tarhib (mengancam) serta sentuhan-sentuhan emosi. Mereka telah berhasil menarik banyak orang ke pangkuan iman. Terutama orang-orang yang tenggelam dalam kelezatan dan dosa. Orangorang tersebut diubah ke dalam kehidupan penuh ibadah, dzikir dan baca Qur'an. Jama'ah Tabligh selalu menjauhi pembicaraan masalah politik. Bahkan anggota Jama'ahnya dilarang keras terjun ke gelanggang politik. Setiap orang yang terjun ke politik mereka kecam. Barangkali inilah pokok perbedaan mendasar antara Jama'ah Tabligh dengan Jama'ah Islamiyyah yang memandang perlu berkonfrontasi menentang musuh-musuh Islam di Anak Benua tersebut.
BEBERAPA CATATAN DAN MANFAAT YANG DAPAT DIAMBIL
Dapat juga dikatakan bahwa mereka mengambil Islam sebagian dan meninggalkan sebagiannya. Memilah-milah hakikat Islam jelas bertentangan dengan watak Islam yang utuh.
AKAR PEMIKIRAN DAN SIFAT IDEOLOGINYA
Di antara mereka ada yang berkeyakinan bahwa pemikirannya diambil dari Jama'ah al-Nour di Turki.
PENYEBARAN DAN KAWASAN PENGARUHNYA
Komentar
Posting Komentar