Instagraming

Diantara Dua Annisa [Riyan Al Fajri]

perjalan hidup seorang lelaki muslim [sebut saja: Ahmad] tidak pernah luput dari pelbagai pilihan sulit yang menghampirinya. semua ini dimulai ketika ia mulai insaf menerima segalan  hukum Allah dalam melaksanakan kewajiban hidup. pada suatu ketika, disaat ia sedang mendengar pengajian jumat sore dimesjid, ia bertemu dengan Annisa, teman SMA nya dahulu. dulu ketika ia masih duduk dibangku SMA, dia adalah pria yang bebas. hidupnya dipenuhi warna-warni kehidupan dunia. mencintai dan dicintai, berganti pasangan, serta bersenang-senang dengan menghabiskan waktu. seiring dengan kehidupannya di SMA itu, ia pun mengenal Annisa, seorang gadis berkerudung dari Pondok Pesantren. wajahnya ayu, kulitnya putih, dan tentu saja ia shalehah. siapa yang tidak akan jatuh cinta pada gadis seperti dia. begitu pula dengan Ahmad. dia juga merasakan perasaan yang sama.

berbeda dengan gadis yang lain, kisah cinta itu disimpan Ahmad dalam hatinya, "biarlah aku dan hatiku yang tahu bahwa aku mencintainya". Ahmad belum sadar apa yang terjadi sebenarnya. siapa yang mengawasinya. dan siapa yang menimbulkan rasa cinta itu pada dirinya.

perjalanan kehidupan telah membawa Ahmad pada perubahan. cintanya pada sang gadis, telah menuntunnya menuju Jalan ALLAH. mungkin itu adalah tujuan Allah. ia turunkan Hidayah melalui cinta Ahmad pada wanita itu.

Ahmad kini adalah sesosok lelaki yang taat beribadah. bahkan ia meyakini dalam hatinya bahwa PACARAN ITU HARAM. seperti yang disampaikan oleh ustadz-ustadz dalam pengajian. suatu waktu, Ahmad pergi ke TOKO BUKU untuk membeli bacaan. disela-sela ia mencari bukunya, tiba-tiba, mata Ahmad terganggu wajah seorang wanita yang seperti nya ia kenal.

Ya, dia mengenalnya. dia adalah Annisa. wanita yang ia kenal dahulu dari SMA. wanita yang membuat dirinya merubah kebiasaan jeleknya. wanita yang melalui dirinya nya Allah sampaikan Hidayah-Nya. Ahmad mengikuti Annisa. wanita itu tetap tidak peduli apa yang sedang terjadi. disaat Ahmad sudah berputus asa untuk menyapa wanita itu, ia pun membalikkan badannya. dan tiba-tiba,

"Ahmad!",suara seorang wanita menyapanya.
Ahmad berharap panggilan itu berasal dari Annisa. ia sentak membalikkan badannya.
dan ternyata apa yang dilihatnya berbeda dari kenyataannya. wanita yang dilihatnya adalah MANTAN pacarnya. ANNISA. wanita yang sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh otak kecil Ahmad. gadis yang diharapkan Ahmad untuk menyapanya, menoleh setelah mendengar percakapan dua insan ini.

"Annisa!", Ahmad menyapa Annisa seperit baru saja melihatnya.
"Saya Annisa", gadis berkerudung itu memperkenalkan diri pada mantan pacar Ahmad.
"Saya Annisa. sama nama kita", wanita itu menyahut.

"senang berjumpa denganmu, nis" Ahmad inisiatif membuka pembicaraan.
"Annisa yang mana ni?", mantan pacar Ahmad menyeletup
"Keduanya"....

pertemuan kali ini, mengisyaratkan Ahmad untuk mengungkapkan isi hatinya pada Annisa, gadis pesantren idaman hatinya. namun, kali ini berbeda. jiwanya dipenuhi ayat suci Alquran. Al-isra ayat 32. "dan jangan dekati zina, sungguh zina itu perbuatan buruk lagi jalan yang keji"

didalam kebimbangan hatinya Annisa, mantan pacar Ahmad intens mendekati Ahmad. hingga Ahmad pun berpikir "aku sepertinya menyukai wanita ini". pikirannya berkecamuk. Annisa atau Annisa? pertannyaan konyol hadir menemani hari-harinya.

rasa itu, muncul. disaat ia bulat ingin melamar Annisa, mantan pacarnya.
"Annisa, aku sepertinya ingin bertemu dengan walimu" ucap Ahmad
"Kenapa?" Annisa bingung
"Mungkin aku ingin melamarmu!", Ahmad memberi jawaban

berita itu sontak membuat Annisa riang tak terkira, dia tidak bisa menyembunyikan raut bahagia diwajahnya. rona keindahan tampak mekar diwajah gadis perawan ini. baru-baru ini ia sudah mengenakan kerudung. hal ini pun menambah indah kecantikan alaminya.

"tring...tring..." telpon rumah berdering
"Assalamualaikum, Ahmad?" sahut orang yang ada dalam telpon
"iya"
"ini ayah, nak."
"iya, ada apa yah?" ahmad bertanya
"Pulang lah. ayah sudah melamarkan seorang gadis untuk kamu nikahi. kamu harus bertemu dengan gadis itu! dia wanita yang terbaik yang ayah tahu. ia lulusan pesantren nak!"
"ayah.. tapi..." ahmad menyeletup.
"ooo, atau kamu tunggu ayahmu ini meninggal dulu, baru kamu menikah?" ayah Ahmad tiba-tiba memotong pembicaraan.

Ahmad diliputi oleh kebimbangan besar yang selama ini tidak pernah dialaminya.
ia sudah berniat untuk melamar seorang wanita. dan sekarang ayahnya sudah melamarkan untuknya seorang wanita. apa yang harus dilakukannya?

Komentar

Postingan Populer