Instagraming

Bayangan di Kaca Lemari ku [by. Rafael Napoleon]

serinai malam rabu kali ini tak seperti biasanya. sesekali dalam setitik dua titik waktu bergelimang dalam sebuah sentuhan hangat antara kau dan kehidupanmu. ya tak tahu harus ku ungkap. tapi telusur jiwa ini menyampaikan asa nya untukmu.

sejujurnya, aku belum tahu dimana awal pertemanan ku dengan mu. apa disaat kau tersenyum, atau disaatku susah, atau disaat kita mulai berbincang pada hari rabu itu. atau disaat kita berkelahi ada hari rabu itu atau disaat kita mulai bersahabat lagi pada hari rabu itu. ah, lebay sekali pengandaianku.

sejujurnya tak ingin kuungkap ini, namun hatiku telah menyampaikannya. tawamu, tangismu, sedihmu, senangmu adalah bagian dari hidupku. yah, semua pasti bilang begitu padamu. tapi jelas aku beda. karena aku lelaki. dan kau juga lelaki. bukan berarti dengan mengatakan ini aku homoseksual. Tidak! aku normal. aku hanya merasakan kehilangan sosok manusia baik yang selalu mewarnai hidupku jika engkau pergi.

namun, jelas oleh pupil mata ini yang ditangkap oleh retina mata. bahwa engkau dan aku adalah satu. disaat aku lihat engkau beberapa tahun yang lalu. engkau begitu kuat. begitu tegar. kini ketika aku melihat dirimu lagi, engkau terlihat tidak lebih dari sebongkah badan mati yang telah kehilangan rasa.

aku ingat, disaat-saat engkau tertawa bersama teman-teman kita. berbagi kesenangan, berbagi cerita. engkau begitu sangat menghormati kehadiran mereka. disaat engkau sela air mata mereka ketika menangis, engkau penuhi jiwa mereka dalam bait-bait lagu kasih.

aku juga ingat ketika itu engkau tak pandai olahraga satupun. tapi tak kulihat engkau menangisi nasib jelekmu itu. engkau tetap luangkan beberapa menit diwaktu kosongmu untuk berlari dan berlari. sebagian dari mereka yang engkau anggap teman berkata padamu, "rajin sekali kau lari?". engkau hanya lampirkan senyuman hangat pada mereka.

aku juga ingat ketika engkau tak bisa menyanyikan satu bait lagupun. lalu ada sahabatmu yang lain yang membantumu. engkau bersitegang dengan mereka karena ketidakmampuanmu. tapi mereka yakin kau mampu. engkau bahkan rela habiskan setengah waktu mu untuk menyenangkan mereka demi hasil yang baik untuk mereka. dan ya! kau bisa melakukannya. atau setidaknya engkau tidak mengacaukan sahabat mu itu.

aku juga ingat ketika engkau tak bisa melangkahkan kakimu untuk menarikan zapin. engkau hanya termenung melihat kenyataan tubuh mu begitu kaku untuk bergerak. tulangmu begitu keras untuk dilentikkan. namun, dia, dia, dan mereka. selalu mendukungmu. mengatakan engkau mampu. engkau pun rela menghabiskan sepertiga waktumu untuk berlatih melentikkan tubuh. dan ya! engkau berhasil. atau setidaknya sang penilai menganggapmu tidak terlalu jelek untuk dinilai

aku juga ingat ketika engkau bersitegang tentang prinsipmu dengan sahabat-sahabatmu. engkau menyalahkan semua orang yang engkau anggap salah. perlahan engkau mulai memahami bahwa tidak semua orang mampu menerima pola pikirmu. ada orang yang begitu luas alam pikirnya. sedangkan engkau masih begitu sempit. ada pula orang yang sangat sangat sempit akalnya dan merasa ia lebih baik. engkau sadar akan kondisi itu dan engkau coba untuk perbaiki. dan ya! engkau berhasil. engkau ciptakan kondisi yang berbeda. meski ada beberapa orang sahabatmu yang menolak kehadiranmu karena kekerasan prinsipmu

terlalu banyak yang aku ingat tentang dirimu.
terlalu banyak hingga aku malas untuk mengingatnya, meski semua nya adalah kenangan terbaik dalam hidupmu.
selama ini mimpi telah mampu engkau raih. aku menjadi ragu ketika engkau berkata tak ada tempat lagi untuk mu bergerak dalam langkahmu berikutnya. aku tidak melihat engkau sebagai seorang yang yakin lagi. aku tak melihat sosok bersemangat mu lagi. kembalilah. kembalilah. titih langkah lagi. janganlah kini matahari yang cerah itu dilindungi awan.sehingga cahaya wajahmu sudah tak terlihat lagi.
bergeraklah. bergeraklah demi masa depan yang lebih baik, BAYANGAN DI KACA LEMARI KU.
engkau bisa melakukan suatu hal yang lebih baik

Komentar

Postingan Populer