Instagraming

Aku Tunggu Engkau Sampai Dibatas Waktu (Riyan Al Fajri)


            “An, gimana surat Fauzan?”

“Surat yang mana Vin?”

“Ituloh yang ana kasih ke kamu semalam.”

“Ooo.  Ya.”

“Ih, gimana? Dia nanya tuh?”

“Maaf.”

“Yaaa, antum kenapa si An? Padahal Fauzan itu sayang banget loh sama antum. Kalian berdua itu cocok. Kamu lulusan Madrasah Aliyah, dia lulusan Islamic Boarding School. Kamu hafal 5 juz, rumor nya dia hafal 10. Kan hebat banget tuh An. Kalau ana, ga nolak.”

“Ukhti tahu isi surat itu?”

“Tahu”

“Lain kali antum jangan terima jika ada orang yang menulis surat kayak gitu ya Vin. Bisa marah calon suami ana nanti. Ana disayangi orang selain dia.”

“Waw, dikau dah sudah punya calon An? Siapa?”

“ Iya, siapanya itu ana belum tahu Vin. Nanti Allah kasih tahu yang kalau waktunya tiba.”

“Waktunya udah tiba belum?”

“Belum. Hehe”

“Aghh”

“Tuh si Fauzan gimana? Apa dia ga masuk criteria An? Kalau menurut ana Fauzan pasangan sempurna loh untuk ukht.”

“seorang teman pernah berkata ukht, namanya Riyan, ia pernah berkata, “Aku bukan orang yang sempurna dihadapan Allah, aku bahkan tidak hafal satu juz pun dari Al Quran, aku tidak sebaik kamu, tapi aku menyayangimu. Semoga Allah masih memberiku waktu untuk bisa memiliki hatimu. Tentu saja untuk bisa sepadan dengan mu. Atau mungkin Allah sudah menetapkan calon yang lain untukmu sehingga aku mendapatkan yang terbaik untuk menurutNya. Aku akan pergi, semoga Allah menetapkan takdir terbaik untuk kita.”. sejak itu ana sudah tidak pernah melihatnya Vin.

“Jadi ceritanya ukht menunggunya? Bukankah itu artinya ukht berjanji pernikahan dengannya? Itu dilarang dalam islam loh ukht. Lagipula jika datang seorang pemuda shaleh kepada kita, dan kita tidak punya alasan jelas untuk menolaknya secara Syar’I, maka kita tidak bisa menolaknya ukht?”

“Benar janji untuk menikah itu dilarang dalam islam. Kita duduk dulu ya ukht. Capek nih nyiram bunga terus. Hm, benar pula wanita muslim tidak dibenarkan untuk menolak pemuda shaleh apabila ia berniat menikahi nya. Hanya saja ukht, Fauzan meminta izin untuk berta’aruf. Hanya saja ana secara tidak langsung sudah melakukannya dengan Riyan. Ya meskipun Riyan tidak diketahui keberadaannya, ana rasa wanita berhak menerima dan menolakkan ukht? Dalam hati ana, ana sudah menerima Riyan sebagai calon ana walaupun dia tidak pernah mengungkapkannya. Jika Allah berkehendak, ana yakin ia akan memberikan yang terbaik menurutNya bagi ana.  Hingga batas waktunya tiba, ana akan tetap menanti Riyan ukht.”

“Ukht, saya kecewa. Sepertinya ukht tidak mengerti hukum islam.”

“secara Syar’I, wanita tidak boleh dipaksa untuk dipasangkan loh ukht. Jadi siapapun yang diterimanya maka pria itulah yang beruntung mendapatnya bidadari itu.”

“Ukht, maaf ya. Saya rasa tetap Fauzan yang terbaik bagi ukht.”

“Ana rasa, ana belum diizinkan Allah untuk bertemu yang terbaik menurutNya ukht. Sabar sajalah dulu. Ana ingin tamat S2 dulu. Sekarang Ana baru semester 5 S1, masih ada bertahun-tahun lagi untuk memikirkan ini. Ana tidak ingin nikah muda. Walaupun sangat dianjurkan bagi wanita tapi bagi ana, jika menurut ana waktunya sudah sampai, siapapun pangeran itu, Allah tetap memberikan yang terbaik kepada Ana.”

“Ukht, so sweet. Love you, ukht”

“Aghh”

“Benar loh ukht, saya pengen kayak ukht yang sabar menunggu. Semoga Ukht bisa disatukan dengan Riyan. Amin.”

“Eh, loh?”

“Iya ukht, semoga saja, Riyan dijadikan Allah pria yang pantas dan terbaik menurutNya untuk Ukht. Ana doakan ukht”

“Jangan! ^_^”

“Kenapa Ukht?”

“Nanti dia menikahnya dengan kamu lagi. Kan Doa yang baik akan berbalik bagi pendoa nya ukht.”

“Boleh dong, Ukht. Hehe. ^_^”

“Hehe ^_^”
***
            
             “Kak, Cu itu bagian apa tadi kata dosen? Tak ngerti aku.”

                “Cu itu bagin dari beberapa enzim, contohnya cytochrom oxsidase, monoamine oxidase, tyrosinase dan superoxide dismutase. Cu juga terlibat dalam metabolisme energi perkembangan tulang kita, selain itu juga pada perkembangan jaringan konektif, perkembangan system saraf pusat dan pembentukan tulang, perkembangan jaringan konektif, perkembangan system saraf pusat dan pembentukan darah. Pda manusia defisiensi Cu jarang terjadi.”
         
             “Oh gitu kak. Eh kak, saya dengar gossip loh, kalau kakak ditembak mas Fauzan. Benar kak?”
 
                “Itu siapa?”

                “Itu loh kakak, Bupati Mahasiswa. Ih kakak nih.”

                “Ooo”

                “Ah, masa “Ooo” aja? Benar ga kak?”

                “Gak kayaknya. Kalau ditembak, mati donk kakak.”

              “Ah, kakak macam tak ngerti. Gosipnya kakak dikasih surat sama kak Fauzan yang tujuan nembak kakak. Gimana kak? Diterima?”

                “Hannah Damia, si cantik yang baik hati dan tidak sombong serta punya IP cumlaude serta suka menolong dan rajin menabung, kira-kira kalau kakak pacaran gimana ya?”

                “Goncanglah dunia. Ternyata wanita se-akhwat kakak pacaran juga. Pada berpacaranlah kita-kita ini kak. Hahaha”

                “Se-Akhwat? Maksudnya?”

                “Kakak itu tipe akhwat sejati tahu ga? Tipe-tipe akhwat. Ga kayak kami wanita-wanita biasa.”

                “Hannah, kakak ini wanita biasa kok. Lagipula siapa sih yang mengotak-ngotakkan wanita seperti itu? Padahal wanita itu sama-sama cantik dan sama-sama berpeluang mendapat ridho Allah.”

                “Nah, wanita yang mendapat ridho Allah itu disebut Akhwat kak. Kak Zainab bilang kek gitu, dikosan dia bilang, jangan keluar dari lingkaran Akhwat karena hanya akhwat yang baik yang dicintai Allah dan dapat suami shaleh.”

                “Ooo, benar itu. Akhwat yang “baik” yang bisa  seperti itu. Ingat ya “Akhwat yang Baik” bukan kelompok yang menyatakan dirinya “Akhwat”. Itu beda loh.”

                “Kalau dilanjutin bakal perang nih kak kayak dikosan, aku keras kepala menentang tidak ada kelompok akhwat ini, ikhwan itu. Lelaki dan wanita itu sama, yang beda Cuma taqwa nya. Ya kan kak? Hehe”

              “Hanya orang yang dangkal ilmu nya yang mengotakkan tingkat keimanan manusia. Karena keimanan itu bukan level yang bisa kita umumkan, bukan tingkat yang pasti kita capai secara tersurat, atau bahkan bukan tingkat yang punya seritfikat loh. Keimanan hanya diukur dengan satu yaitu Allah. Selain itu, semua hanya berspekulasi mengatakan dia berimana, dia tidak. Siapa yang tahu isi hati manusia sih?”

                “Hahaha, iya kakak.”

                “Assalamualaikum Ukhti, kita butuh bantuan ukhti nih untuk jadi panitia. Bisakah?”

                “Alaikumussalam ukhti Hasna, Hannah ga diajak?”

                “Ya sekali dengan Hannah jika berminat bisa gabung juga kok dengan kepanitiaan.”

                “Acaranya apa ukht?”

             “Insya allah kita mau bikin acara untuk mauled nabi. Pastinya kita belum menemukan konsepnya. Waktu semester 3 kan ukhti pernah mengirim konsep acara yang diterima oleh panitia sehingga acara sukses besar, kali ini jika ukhti bergabung dengan panitia, insya allah akan sangat membantu.”

                “Saya dan Hannah akan datang jika diizinkan. Kira-kira kapan rapat panitia ukht?”

                “Insya allah nanti malam ukht.”

                “Nanti malam?”

                “Ada apa ukht?”

                “Kalau begitu saya mengundurkan diri saja ukht. Maaf tidak bisa membantu.”

                “Loh kenapa ukht?” 

                “Saya tidak diizinkan keluar malam ukht. Maaf. Apalagi panitianya ada pria, saya tidak ingin ini menjadi fitnah.”

                “Tenang saja ukht, saya dengar juga kok gossip tentang Fauzan, insya allah Fauzan tidak menjadi panitia ukht.”

                “Bukan masalah satu orang atau beberapa ukht. Masalahnya Malam. Pantaskah seorang wanita keluar malam tanpa muhrim nya? Apalagi ketempat lelaki dan wanita berkumpul.”

                “Wah, santai saja ukht. Ukht sekarang kuliah saja tidak ditemani muhrim kan? Akhwat-akhwat yang lain juga. Jadi tak usah dipikirkan. Boleh kok. Akhwat lain melakukannya.”

                “Banyak yang melakukannya bukan berarti benar ukht. Masalah saya kuliah sekarang tanpa muhrim, itu sebuah keterpaksaan. Tiada jalan lain untuk menuntut ilmu selain seperti ini. Ada Rukhshah nya ukht. Kalau yang itu? Saya rasa tidak. Apapun acaranya, apapun tujuan acaranya, jika prosesnya seperti itu, Allah telah memberikan banyak cara lain bagi wanita untuk bisa mendulang pahala Ukht.”

                “Hannah bagaimana? Tetap ikutkan?”

                “Maaf ukhti Hasna. Saya ikut Ukhti Anna, bidadari itu akan tetap cantik jika tetap dijagakan kak ukht?”

                “Oh ya udah. Permisi.”

                “Assalamualaikum, ukhti Hasna”

                “eh, maaf lupa. ALaikumussalam ukht Anna dan Hannah”
***
                “Gimana ukhti Anna, Has? Ikutkan?”

                “Kayaknya ga deh.”

                “Sombong kali dia tuh. Bentuk paling hebat saja.”

                “Memang kan?”

                “Bukan begitu juga Has. Kita udah ngajak tapi ditolak. sopan tak tuh? Lagipula dia jarang ikut panitia gitu. Padahal has, dia itu sering ikut pengajian dan acara dari Rohis Universitas loh.”

                “Mungkin belum saatnya kali dia bergabung.”

                “Padahal, has, kalau dia ikutan, aku mau ngajak Fauzan si bapak bupati kita itu untuk jadi ketua pelaksana. Hitung-hitung bantuin kawan PDKT lah.”

                “Beruntung lah dia Ki.”

                “Beruntung kenapa?”

                “Karena tidak termakan rencana kamu. Hehe.”

                “Hasna manis sayangku cintaku, sudah sepantasnyalah kita sebagai kaum muslim untuk saling membantu.”

                “Membantu mereka sehingga mau seperti kita? dibilang pacaran, tidak. Dibilang tidak, tapi seperti orang pacaran. Sebenarnya kita dilarang loh dalam islam. Kita berdosa loh.”

                “Sadar lah dikau tuh, manis. Namun, dibalik dosa itu kita juga dapat pahala ya?”

                “Emang kamu bisa memastikan itu?”

                “Ga sih. Yang pasti aku termasuk salah satu yang beriman lah, “Nabi saw. bersabda: Salah satu di antara kalian tidak beriman sebelum ia mencintai saudaranya (atau beliau bersabda: tetangganya) seperti mencintai diri sendiri. (Shahih Muslim)”. Ya ga?”

                “Haha.”

                “Namun membantu mereka itu kita dapat pahala juga loh, “Barang siapa menutup aib seorang muslim, maka Alloh akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Alloh akan menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya.” (Muslim)”

                “Aku sayang kamu dan aku membantu Fauzan. Apa yang kurang coba?”

                “Kalau kamu sayang aku, kamu tidak boleh mengghibah ukhti Anna lagi.”

                “Eh, aku bicara yang sebenarnya kok.”
                Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tahukah kalian, apa itu ghibah?." Mereka menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda: "Yaitu, engkau menceritakan saudaramu apa yang tidak ia suka." Ada yang bertanya: Bagaimana jika apa yang aku katakan benar-benar ada pada saudaraku?. Beliau menjawab: "Jika padanya memang ada apa yang engkau katakan, maka engkau telah mengumpatnya dan jika tidak ada, maka engkau telah membuat kebohongan atasnya." Riwayat Muslim.”

                “Iya ya. Lagian kenapa kamu sok peduli sih? Padahal …”

“Apabila kawan muslim seseorang digunjing dan dia tidak menyanggah (membelanya) padahal sebenarnya dia mampu membelanya maka Allah akan merendahkannya di dunia dan di akhirat. (HR. Al Baghowi dan Ibnu Babawih). Ukhti Anna itu wanita terbaik yang pernah aku kenal mas. Dia juga tidak mau dipanggil akhwat bahkan dia melarang kami mengotak-ngotakkan wanita seperti itu karena kita tidak punya hak.”

                “Ok Ok. Maaf. Ini dia wanita yang kucari. Bisa mengingatkan calon suaminya. Hehe”

                “Iya donk. Siapa dulu calonnya? Hehe ^_^”
***
                “Ukhti Anna, ukhti dimana?”

                “Ana dikamar.”

                “tok tok tok. Assalamualaikum Ukhti. Boleh masuk?”

                “Silahkan. Ada apa ukht?”

                “Ini ada titipan dari Fauzan.”

                “Vin, kok masih diterima sih?”

               “Soalnya aku ditraktir dulu ukht. Segan jadinya nolak. Hehe”
 
                “Astaghfirullah. Ukhti ku sayang, kamu ini…”

                “Ukht, apa sih isinya?”

                “Pekanbaru, 18 November 2010
                Assalamualaikum Ukhtifillah. Ini surat kedua yang ana kirimkan kepada mu. Ana mengerti kenapa engkau tidak membalasnya. Engkau menjaga dirimu untuk lelaki terbaik untukmu. Ana paham ukht tidak mau memberikan peluang bagi yang lain untuk mendapatkan sepucuk harapan. Harapan yang membawa pada jalan menuju surga Allah.
                Ukht, pernahkah ukhti mendengar kalimat “Sebaik-baiknya manusia adalah yang berguna bagi manusia lainnya.”? Ana tidak tahu ini hadits, firman Allah atau hanya kata mutiara saja, yang pasti ana ingin berguna bagi ukht. Jika ana tidak bisa menjadi imam ukht, ana akan mengusahakan imam terbaik bagi ukht. Karena ukht pantas mendapatkan lelaki terbaik.
                Ana mendengar tentang Riyan dari Ukht Vina, lelaki yang ukht tertarik padanya. Alhamdulillah ana bertemu dengan seorang yang bernama Riyan kemarin sore. Dan alhamdulillahnya, beliau menanyakan kabar ukht. Saya yakin dialah orang nya. Riyan sekarang adalah mahasiswa Teknik Kimia di universitas ini Ukht. Ukht mungkin tidak pernah bertemu karena kita beda kampus dengannya. Ukht di kedokteran, dan dia dikampus pusat. Riyan sedang ikut dalam pemilihan calon gubernur mahasiswa untuk tahun ini Ukht. Dan besok akan mengadakan kampanye di kampus Al Kasim. Semoga ukhti bisa bertemu dengannya.
                Ini bukti perasaan ana kepada ukht. Semoga ukht dan akh Riyan di Ridhoi dalam jalan Allah. Amin. Terima kasih telah pernah menghiasi hati ini ukht.
Ttd
Fauzan”

                “Ukht, kok nangis?”

                “Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hambanya, ukht. Wallahi, Allah Maha Berkehendak.”

                “Ukht, jangan nangis donk. Saya nangis juga nih.”

                “Peluk saya ukht.”

                “Udah nih. Ukhti jangan nangis.”

                “Riyan, Ukht. Semoga Allah berikan ana kesempatan bertemu dengannya. Amin”

Perasaan itu
Luapan itu
Terkadang cinta adalah bagian dari campuran yang tidak kita mengerti
Pengorbanan, kebahagian, keegosian
Cinta sejati selalu memberikan kebahagiaan
Kepada si pecinta dan kepada yang tercinta.
Selamanya.

Komentar

Postingan Populer