Instagraming

Catatan Mahasiwa Galau: Sadar (Riyan Al Fajri)

                Kata orang hidup ini adalah pilihan. Pilihan antara menikmatinya atau dinikmati olehnya. Kata orang pilihan itu ada ditangan kita. tergantung seberapa mantap usaha kita menggapainya. Ketika kita memilihpun belum tentu pilihan itu menjadi milik kita. miris sekali. Usaha, tenaga, pengorbanan hati dan kesempatan seperti menjadi sia-sia ketika pilihan itu bukan milik kita.

                Kata orang lagi, ketika pilihan kita tidak menjadi milik kita, itulah kegagalan. Gagal, gagal dalam arti kita tidak mampu meraih pilihan kita. mungkin kita perlu bertanya pada Tuhan, “Tuhan, kenapa engkau menciptakan gagal? Kenapa engkau tidak menciptakan Berhasil saja?” ya katanya untuk keseimbangan dan keadilan bagi orang yang berusaha lebih keras. Bisa jadi. Benar lebih tepatnya. Namun, bukankah lebih adil jika setiap orang meraih pencapaian yang sama? Ah tidak. Itu komunis. Tuhan bukan seorang komunis. Ia adalah yang maha adil atas segala sesuatu.

                Lantas hati ini kenapa? Kenapa tidak tenang? Mungkinkah rumput bergoyang sedang berpesta? Oh tidak. Apa hubungannya dengan rumput bergoyang tersebut? Mungkin juga itik sudah bisa terbang membelah angkasa dan menggusur kedigdayaan elang. Ah tidaklah. Tapi bisa saja. Mungkin itik tidak bisa terbang setinggi elang, benar. Namun, itik bisa berenang lebih jauh daripada elang. Namun, itu di air. Bukankah elang itu di udara? Benar, tiada yang salah. Namun, itik maupun elang sama-sama memiliki kekuatan disatu tempat dan sama-sama memiliki kekurangan ditempat lainnya.

                Apa mungkin aku seperti itik? Atau seperti elang? Ah, elang pun tidak secara otomatis bisa terbang mengudara dengan luar biasa. Ia akan terjatuh terseok-seok ketika kecil. Dijatu hkan ibunya dari atas sarangnya. Ia juga tidak secara instant bisa memangsa makanannya. Ya kan? Semua nya dilakukan dengan proses. Begitu pula itik, ia juga tidak secara tiba-tiba berenang membela aliran air atau kubangan lumpur. Ia harus dipandu, diajarkan, dan dilatih untuk bisa melakukannya. Pada akhirnya, baik elang ataupun itik, mereka sama-sama tidak secara sporadic mampu menguasai teknik-teknik keunggulan mereka.

                Lantas hatiku kenapa? Mungkin sedang panas dingin karena kurang berhasil dalam pilihannya. Lantas? Hatiku menyerah? Jatuh pada pilihan dinikmati? Apa kata elang dan itik jika hati ku kalah. Untuk kuat, ia harus terjatuh dan terjatuh. Lalu ia bangun. Teorinya seperti itu namun itu bukan seperti mencabut rumput yang bergoyang. Mencabutpun tiada bisa otomatis bisa. Harus ada energy yang dikeluarkan, gaya yang dilakukan serta waktu yang menemani. Mungkin aku harus berkata kepada hatiku, “Apapun yang terjadi, kamu masih memiliki waktu, gaya, dan energy. Apakah kamu akan menggunakannya atau menyiakannya, itu pilihanmu. Dan menjadi bagian dari menikmati atau dinikmati, itu adalah hasil dari pilihanmu masa lalu. Bangunlah.”

Hati terluka bukan karena ia tidak kuat
Bukan karena ia tidak mampu
Ia menyadari apa yang terusahakan belum tersampaikan
Ia menyadari apa yang terharapkan belum teraih
Seakan ia ingin menaklukan benteng
Namun ia tidak berkuda, bersenjata bahkan tidak bertenaga
Lumpur kecil saja tidak akan bisa ia lewati
Hati terluka bukan berarti akan terus mengada
Ia akan bangkit seperti romantika drama
Bertaut taut mengikuti alur
Apakah ia akan memulai atau hanya menghela
Ia akan bangun, seperti burung kecil yang tiada bisa terbang
Seperti burung kecil yang bersusah jiwa raga
Sampai waktu, usaha dan tenaga, ia mengangkasa
Hatipun kan tiada membara

~Yosh,, semangat!!!~

“Terkadang pilihan tidak akan dengan mudah diraih. Ia perlu pengorbanan total. Apakah hati akan siap? Hati kita harus siap!!! Berhasil ataupun tidak, hati akan bahagia. Ia akan bahagia karena ia pernah mengorbankan semuanya. Ia akan bahagia karena ia dulu pernah berusaha untuk pilihannya. Namun ia akan menyesal, jika ia menyadari bahwa ia menyiakan tenaganya untuk bukan pilihan yang seharusnya.”

 [suasana setelah ujian Cost Accounting dan kesadaran penuh bahwa kita harus Move ON untuk menjaga kemungkinan pada pilihan kita. Selasa, 14 Februari 2012]

Komentar

Postingan Populer