Instagraming

Ekstrimis Sejati (Riyan Al Fajri)

                Saya sempat berpikir ulang untuk menuliskan judul diatas sebagai judul tulisan ini. Judul tersebut memiliki kesan bahwa tulisan ini merupakan propaganda aktifis-aktifis yang anarkis, ekstrimis, dan fanatis. Saya tidak yakin bahwa pemilihan judulnya tepat namun saya senang saja dengan judul diatas.

                Ada hal yang melatarbelakangi judul tersebut. Pertama, tentang ekstrimis. Orang-orang yang begitu keras terhadap suatu pendapat dan mendukungnya. Bicara masalah pendapat, ada banyak pendapat yang bisa dijadikan pegangan dan ada banyak pula yang tidak dapat. Namun terkadang ada orang-orang yang bereaksi terlalu keras terhadap suatu pendapat.

                 Beberapa orang, sering terjebak dalam kerangka pemikirannya sendiri. Misal dalam beragama, tidak jarang seseorang menafsirkan agama sesuai dengan apa yang dia pahami. Contoh Ada orang yang memahami islam itu hanyalah dari sisi fiqih, dalam fiqih terdapat banyak perbedaan. Tercatat ada 4 mahzab fiqih utama dalam Islam. Yang ada dipikiran orang seperti ini adalah Islam itu memiliki perbedaan. Ini yang benar, ini yang salah, ini yang lebih baik, ini yang harus ditinggalkan.

                Ada pula orang yang hanya memahami islam dari sisi jihad dan mempraktekkannya begitu dalam. Setiap yang ia lakukan adalah jihad. Bagi mereka, Belajar adalah jihad, ke sawah adalah jihad, ke pasar adalah jihad, setiap saat berjihad, setiap langkah itu jihad. Jiwa mereka membara berkobar bagaikan api yang membakar kayu-kayu tua. Bahkan mereka siap untuk berperang.

                Ada juga orang yang hanya memahami islam dari sisi Tazkiyatun Nafs. Orang-orang Tasawuf. Untuk mencapai ketakwaan yang tinggi harus begini begitu dan begini. Tidak jarang beberapa diantara mereka tidak menyukai televisi, permainan bola.  “Apa itu permainan bola? Itu permainan orang kafir, kata “orang-orang yang tidak paham” diantara mereka”.

                Ada pula orang yang hanya memahami islam dari sisi politis saja. “Kita harus kembali ke Khilafah”, ujar mereka. saat mau Ujian nasional, “Ya Akhi, Ujian Nasional ini akan bisa diselesaikan jika kita kembali ke khilafah”. Padahal ujian nasional didepan mata. Masa nunggu khilafah dulu baru mengerjakan ujian? Lalu ada jembatan runtuh,”Ya Akhi, jembatan ini tidak akan runtuh kalau kita kembali ke khilafah”. Ada banjir, bencana lainnya, “Ya Akhi, kita tidak akan dihukum seperti ini kalau kita kembali ke khilafah”. Benar. Namun kalau hanya “kembali” yang dipikirkan, kapan mau bertindaknya? Masa orang kena bencana harus nunggu kembali ke khilafah agar bisa terulang tidak kena bencana?

                Pemahaman yang tidak sempurna ini akan menciptakan sekat. Ada orang yang selalu ingin berbeda, ada orang yang ingin selalu berjuang, ada orang yang ingin selalu menjaga, ada orang yang ingin selalu ke khilafah bahkan ekstrimnya ada orang yang kerjanya meng-kafirkan saudaranya. Apakah ini akan meyatukan islam?

                Islam tidak bisa dimaknai secara terpisah seperti itu. islam tidak hanya fiqih, tidak hanya jihad, tidak hanya politis, tafkiyatun nafs. Islam mencakup seluruhnya. Mau makan, ada islam yang mengatur. Mau tidur, ada islam. Mau pakai baju, ada islam. Mau ke toilet pun, ada islamnya. Islam islam dan islam.

                “Fa’lam Lailahaillallahi”. Maka ketahuilah, tiada ilah yang patut diibadahi kecuali Allah. Ketahuilah! Itu yang pertama, kita harus tahu. Baru kita bertauhid. Islam adalah pemahaman yang menyeluruh. Tidak setengah-setengah. Ia adalah akidah yang lurus, ibadah yang benar, penyerahan diri yang tulus, semangat cinta tanah air yang membara, serta syariah yang menyelamatkan.

                Akidah yang lurus, kita tidak diperbolehkan untuk syirik, Mengambil pelindung selain Allah. Ibadah yang benar, ibadah yang ada tuntunan dari Al Quran dan Assunnah. Penyerahan diri yang tulus, disegala kondisi kita menyadari bahwa kita adalah milik Allah dan segala yang kita miliki adalah titipan Allah. Semangat cinta tanah air, lihat bagaimana rasulullah merindukan Mekkah ketika fathul makkah setelah sekian lama ia hidup di madinah. Ia kembali untuk membebaskan mekkah dari Kafir Quraisy. Syariah yang menyelamatkan, perintah dari al Qur’an tidak hanya satu. Tidak hanya ibadah. Tapi seluruh sendi kehidupan. Hai, orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa. Ibadah. Masalah fiqih. Hai, orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berperang. Masalah jihad. Hai, orang-orang beriman, masuklah kamu kedalam islam secara Kaffah. Taskiyatun Nafs. Islam begitu luas cakupannya.

 Hasil dari pemahaman yang tidak sempurna ini adalah:
  1. Tasyaddud (Ekstrimis)
Pemahaman yang tidak sempurna menyebabkan orang begitu fanatis terhadap suatu pendapat. Ia benar dan yang lain salah. yang lain harus dimusnahkan. Seperti Khawarij. Mengambil satu bagian pemahaman saja dari islam dan merasa benar, itu ekstimis.

2. Kamaliyat (Perfeksionis)
Setiap orang harus benar. Harus sesuai yang telah diperintahkan. Jika ada perbedaan, berarti dia bukan segolongan.

3. Juziyat (Parsial, hanya mengambil perbagian saja dari islam)
mengambil hukum sesuai yang ia kuasai saja. Islam itu luas. Pelajari semuanya.

4. Tidak seimbang
                Lantas bagaimana cara kita mengembalikan ini? Al Quran dan Assunnah. Jika kita kembali kepada itu semua akan selesai dengan sempurna.

              Tidak bisa kita elakkan bahwa hal ini sedang terjadi dimasyarakat kita. saya meyakini hal ini. Perlu diingat, disaat kita menyampaikan sesuatu, jangan seperti menyalahkan. Misal pada masyarakat A terdapat kesalahan dalam ibadah. Dan itu sudah dilakukan dari zaman kakek moyang mereka. kita sadar itu. apa yang harus kita lakukan? Biarkan saja! Biarkan saja mereka seperti tapi perlahan beri pemahaman. Perlahan-lahan kasih buku ini, kitab ini, lalu diskusi ini diskusi itu tanpa sedikitpun mengeluarkan kalimat “Bapak itu Bid’ah, itu salah, itu tidak benar”.

                Bayangkanlah, mereka telah hidup puluhan tahun dengan cara seperti itu. dengan cara seperti itu mereka berharap masuk surga. Segalanya mereka sandarkan pada amalan itu. tiba-tiba kita datang mengatakan,”Bapak Bid’ah! Itu salah! dosa! Bid’ah itu lebih besar dosanya dari pada Pezina!”. Semua orang tahu pezina itu hina. Bayangkan, ketika seseorang beribadah dan berharap masuk surga dengan ibadahnya itu, lalu ada orang datang dan mengatakan,”Bapak Ibadah bapak itu lebih hina daripada Pezina!”. Siapa yang tidak marah? bukan dakwah yang akan sukses namun resistensi dan meninggalkan agama yang akan terjadi.

                Kita harus punya strategi dalam berdakwah. Jangan sampai, karena kita orang jadi terhambat mendapatkan hidayah. Muncul pertanyaan, “Lalu kalau dibiarkan dan perlahan-lahan meluruskan, lama donk?”. Iya tentu lama. Siapa yang menyuruh cepat-cepat? Saya yakin tidak ada dalam al quran satu ayat pun yang menyuruh untuk dipercepat. Rasulullah saja, berdakwah 23 tahun. Nah kita yang notabene lebih hina dibanding beliau, mau cepat cepat sukses dakwahnya. Dalam 1 tahun harus bisa. Tidak bisa seperti itu.

                Dakwah itu adalah proses yang selalu berjalan. Iman itu naik turun. Selagi itu masih terjadi, selagi itupula dakwah secara perlahan-lahan perlu dilaksanakan. Saya yakin, semua kita yakin. Kita hanya bisa bersatu jika dan hanya jika kita bisa berkomunikasi yang baik. Tidak ada tidak saling mengerti. Yang ada hanyalah komunikasi yang buruk. Perbaiki cara komunikasi kita, jangan tekan. Sampaikan. Masalah diikuti atau tidak, itu urusan dia dengan Allah. “La Ikraha Fiddin”, tidak ada paksaan dalam beragama.

Tulisan ini diinspirasikan dari kajian Ustadz Masturi pada Minggu, 8 April 2012 pukul 08.30-10.30 WIB di Masjid Baitul Maal, STAN.

“Islam adalah agama yang universal. Pemahaman yang menyeluruh diseluruh sendi kehidupan, kita perlu memahami segala sudut pandangnya agar tidak terjebak dalam pemahaman diri sendiri. Kemudian Jangan pula menyalahkan tapi berusaha memperbaiki secara perlahan. Tidak ada kegagalan dalam berdakwah kecuali hanya disebabkan komunikasi yang buruk antara pendakwah dan yang terdakwah. Terus semangat dan terus berkarya!”

[Riyan Al Fajri. Disaat bingung mau belajar Financial Management atau Public Finance terlebih dahulu. Minggu, 8 April 2012. 12.48 WIB]

Komentar

Postingan Populer