Instagraming

Catatan Mahasiswa Galau: Ribut Pemira, Parodi Musiman (Riyan Al Fajri)

                Hasil verifikasi bakal calon yang lulus sudah di­-release oleh Panitia Pemira STAN beberapa hari yang lalu. Mulai muncul suara-suara hening. Menuliskan dan mengabarkan. saya melihat, satu dua orang berjibaku mempertahankan apa yang menurut mereka benar, bebarapa orang lainnya ngos-ngosan mengembosi calon yang ada, dan sebagian yang lain berusaha menjadi pencari solusi. Sesuatu yang hanya bisa dilihat sekali dalam setahun di komunitas ini.

                Saya bukan ingin melakuan judgement  yang tidak adil pada orang-orang tertentu. Hanya saja, hemat saya mengatakan kita belum berkembang dan masih jalan ditempat. Fenomena yang mendasari ucapan saya itu adalah setiap masuk masa pemilihan raya, banyak teman-teman yang angkat bicara. Ini baik dan sangat luar biasa membangun tapi kurang sempurna jika ini hanya parodi musiman.

                Sudah selayaknya saya mengatakan ini parodi musiman, belajar dari pengalaman pemira tahun lalu dimana grup pemira menjadi sarang ide-ide yang terabaikan (saya dapat mengatakan seperti itu karena banyak yang bicara tapi tidak satupun yang ditanggapi), kali ini, transformasi menjadi lebih baik. Dimana grup KM STAN yang notabene diarsiteki oleh BLM (Badan Legislatif Mahasiswa) STAN yang menjadi sasaran serbuan ide-ide cemerlang itu.

                Dengan adanya wadah penampungan yang lebih dekat dengan Policy Maker, seharusnya tindak lanjut bisa dilakukan lebih baik. Ada banyak ide solutif yang bisa dijadikan bahan pertimbangan. Mengabaikan ide-ide cemerlang tersebut adalah mimpi buruk bagi komunitas ini dan kita kembali terjebak dalam jurang yang disebut “Parodi Musiman”.

                KPK pernah melakukan training of trainer yang dikemas dalam istilah PERISAI MIMPI khusus kepada pengurus Spesialisasi Anti Korupsi STAN (SPEAK STAN). Dalam training itu, ada sebuah istilah yang luar biasa yakni “You start with a bang and end with a bang”. Ledakan ide dari mahasiswa yang terekspose di social media, seharusnya bisa dimanfaatkan untuk menarik perhatian mahasiswa lebih lanjut untuk pergerakan-pergerakan mahasiswa dimasa nantinya. Oleh karena itu, ada baiknya ini diakhiri dengan klimaks, sesuatu yang besar yang membuat setiap mahasiswa yang bicara tertarik dan bersemangat untuk melanjutkan “pembicaraan” nya kepada aksi nyata untuk KM STAN. Namun saya menakutkan, jika ini berakhir dengan anti-klimaks, mahasiswa-mahasiswa yang sebelumnya berbicara kembali jatuh kepada APATIS.            

                Seorang fisikawan, William Osler, pernah mengatakan “Musuh utama dari “Kita harus berjuang” adalah sikap apatis- (yakni) ketidakpedulian karena sebab apapun, bukan karena kurangnya pengetahuan tapi karena kerecobohan, kesalahan dari penyerapan kegiatan lain dan/atau dari penghinaan”

                Bayangkan, dengan banyak ide-ide yang solutif yang tidak digubris oleh policy maker, Booming nya Pemira musim ini akan berakhir anti-klimaks. Hasilnya? Diam. Diam hingga satu tahun ke depan. Harus ada yang bertanggung jawab atas kondisi ini.

                Saya meyakini, kita tidak ingin terjebak dalam parodi musiman ini lagi, oleh karena itu kita perlu bergerak. Saya juga memahami, tidak satupun dari policy maker suka dengan ungkapan mahasiswa “Wah, Presma nya udah terpilih, calon tunggal sih. Ngapain milih lagi?” atau “Hm, calon presma nya langsung bikin proker aja! Udah fix noh”. Hal yang lebih besar daripada itu semua, kita ingin semua mahasiswa tertarik, bukan kali ini saja, bukan musiman saja, tapi tertarik setiap waktu karena mereka merasa didengarkan dan merasa dibutuhkan oleh komunitas ini.

                Itulah pergerakan, bukan melihat ego kebenaran yang ada, tapi memanfaatkan kebenaran untuk tujuan yang lebih besar, yakni Indonesia yang lebih baik. Dan caranya? Biarkan mahasiswa bergerak, biarkan mahasiswa bersuara, tidak cukup itu saja, dengarkan suara mereka. kita bukan komunitas yang dikuasai oleh sistem yang baku, kita adalah komunitas yang berusaha membangunkan semangat baru. Untuk bangsa dan agama.

“You Start with A Bang and End With a bang”

[Riyan Al Fajri, Terinspirasi dari Training PERISAI MIMPI dari KPK. Selasa, 29 Mei 2012]

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer