Instagraming

Catatan Mahasiswa Galau: Manajemen "Keuangan" Jodoh, sebuah Perspektif (Riyan Al Fajri)



                Siapa yang sekarang sudah mengetahui jodohnya? Angkat tangan! Saya meyakini bahwa ada banyak pemuda-pemudi yang tak berani melakukannya. Kenapa? Jawabannya simple, karena belum terukur secara andal.

                Estimasi-estimasi bisa dilakukan dengan sesempurna mungkin, namun resiko siapa yang tahu? Penentuan jodoh yang tepat sama seperti mengestimasikan penjualan dimasa depan. Jika penjualan bisa diestimasikan dengan menargetkan capaian meningkat beberapa persen dan Laba akhir sekian persen, Jodoh pun demikian adanya.

               Sebagai contoh, untuk mencapai target penjualan. Arya bisa melakukan perluasan pasar. Jika sekarang Arya hanya berjualan di Blok M Plasa, Arya memperluas pasarnya ke Grand Indonesia. Usaha ini diharapkan bisa menaikkan penjualan hingga 45% dengan laba kotor sekitar 35% dengan beban usaha tidak naik lebih dari 25%. begitu pula dengan jodoh, agar bisa bertemu jodoh pada tahun 2015, Arya harus meningkatkan jumlah pilihan. Hal ini mengingat, perlu pilihan yang matang untuk melanjutkannya pada pernikahan. Untuk itu, Arya perlu memperluas pasar jodohnya. Perluasan pasar jodoh bukan berarti Arya menggombal disetiap sudut jalan. Tidak. Perluasan pasar jodoh bisa dimaknai dengan Arya memperluas lingkup pertemanan dan interaksi dengan wanita atau calon mertua.

                Dalam Perluasan pasar jodoh terdapat dua pendekatan, yakni: resiko dan cost and benefit.Untuk resiko, perluasan pasar jodoh bisa mengurangi resiko. Hal ini mengingat konsep diversifikasi dalam investasi. Apabila kita berinvestasi hanya pada satu jenis investasi, resiko yang kita tanggung lebih besar daripada kita melakukan diversifikasi.

                Contoh, kita pacaran. Artinya kita sedang fokus dengan satu investasi (pacar kita), resiko gagal dan biaya jauh lebih besar daripada kita melakukan diversifikasi. Diversifikasi disini bukan berarti kita memiliki pacar dua atau tiga sekaligus. Tidak. Dengan menambah jumlah pacar, berarti kita menambah initial outlay (pengeluaran awal). Ingat, Cash is the king. Setiap perusahaan berusaha memperkecil pengeluaran modal awal karena pertimbangan nilai waktu uang. jadi, penambahan jumlah pacar tidak tepat. Diversifikasi yang lebih tepat adalah kita menurunkan harga investasi (menurunkan status dari pacar ke teman), sehingga kita bisa memiliki investasi (teman) yang lebih banyak tapi dengan pengeluaran awal yang sama.

                    Timbul pertanyaan, “Loh, bukannya itu akan memperkecil kemungkinan menikah?”. Dalam perhitungan return, kita harus mempertimbangkan resiko, biaya dan return yang diharapkan. Semua dinilai dengan present value. Dengan diversifikasi investasi berupa penambahan jumlah teman wanita dan meninggalkan istilah pacar, kita sedang berusaha memperkecil resiko dan biaya. Return memang tidak sebesar kita punya pacar. tapi resiko jauh lebih kecil. Hal ini mengingat standar deviasi pacar jauh lebih tinggi dari pada teman. Jika return maksimal bisa menikah dan lebih puas dan apabila return minimal gagal menikah dan tidak sepuas yang mengambil istri dari teman.

                    Secara pribadi, saya tidak menyarankan untuk mengambil investasi pacar sebagai pilihan untuk estimasi jodoh masa depan mengingat resiko dan biaya yang lebih besar. Namun, ada tipe orang yang suka tantangan. Konsep high risk high return bisa dijadikan sebagai dasar. Tapi secara umum, setiap investor lebih suka bermain aman. Ingat, selain keuntungan, seorang investor juga memikirkan keamanan dari investasinya. Nah, kita sebagai makhluk tuhan yang paling cerdas, tentu tidak ingin kalah dari investor bukan? Pilihlah, ingin mengamankan investasi jodoh dan mendapatkan return yang pantas atau bermain dengan resiko tinggi dengan ancaman kerugian dalam return tapi jika untung luar biasa. Semua ada ditangan kita masing-masing. Selamat memilih.

“Aku jatuh cinta bukan karena dirimu tapi karena Allah yang menyebabkan hatiku memanggil namamu.”

[Riyan Al Fajri. Disaat membaca cerita lucu. Kamis, 28 Juni 2012. 11.03 WIB]

Komentar

Postingan Populer