Instagraming

Catatan Mahasiswa Galau: Pacar dan Akuntansi, Sebuah Perspektif (Riyan Al Fajri)

                Pernah membahas eksistensi pacar bagi kehidupan sehari-hari? Well, kali ini ada sedikit perspektif dari seorang anak akuntansi. Ya meskipun si penulis belum memiliki pacar, atau mungkin bisa dibilang  masih sadar untuk tidak berpacar, penulis berusia 20 tahunan ini ingin sekali mengungkapkan kegalauan kecil dihati.

               Tidak sedikit dari kita mengakui bahwa pacar adalah investasi jangka panjang. Ibaratnya sebuah investasi, sekarang kita keluarkan pengorbanannya, nanti kita dapatkan hasilnya. Namun, tidak sedikit pula yang meyakini bahwa pacar adalah investasi jangka pendek. Istilahnya Habis manis sepah dibuang, tidak cocok sayang ditendang. Ya itu tergantung bagaimana seseorang mengakuinya. Jika begitulah pengibaratannya, dapatlah kita mengatakan bahwa pacar adalah salah satu jenis aset karena investasi adalah aset.

                Aset dapat diperoleh melalui empat cara. Purchase (Pembelian), Swakelola (Kegiatan membangun sendiri), Leasing, dan setoran modal. Dari empat ini, purchase, swakelola dan setoran modal membutuhkan pengorbanan. Ibarat pacar, purchase dilambangkan sebagai biaya untuk mentraktir dan PDKT dengan pasangan orang lain lalu direbut jadi pacar, swakelola dipersamakan dengan usaha mencari pacar tanpa mengambil pacar orang lain dengan pengorbanan biaya juga, dan setoran modal berarti mengambil pacar dengan pengorbanan kepemilikan terhadap kebebasan yang lain. misal tidak bisa memilih pacar yang lain lagi.

                Setiap orang pasti ingin untung. Jika boleh kita pinjam istilahnya kakek Adam Smith, manusia itu cenderung menginginkan keuntungan setinggi-tingginya dengan pengorbanan serendah-rendahnya. Salah satu cara yang bisa dilakukan ada Leases. Leasing, dibagi dua. Operating lease dan Financing Lease. Dua cara ini bisa dimanfaatkan sepenuhnya untuk mengakui adanya pacar.

                Pertama kita masuk ke financing lease. jika dalam berpacaran itu ada transfer kepemilikan (eksistensi, waktu dan semua dari pacar), kita dapat menyebut ini pacar versi financing Lease. syarat lain juga seperti masa berpacaran sama dengan masa manfaat pacar (masa pacaran diakhiri dengan pernikahan), atau biaya yang dihabiskan selama pacaran bisa sama dengan harga opurtunity pacar pada masa sekarang (present value of pacar), contoh: total benefit yang diterima dari pacar selama masa pacaran atau apakah pacar bisa dinikahi dalam masa pacaran tanpa penolakan, maka kita bisa sebut ini pacar versi financing lease. pengakuan pacar ini dilakukan secara On Balance Sheet finance. Setiap biaya dari pacar ini harus bisa kita identifikasi dengan andal dan dicatat melalui neraca hati. Pada pengibaratan ini, pacar itu ada dan bisa disebut sebagai pemilikan yang tertunda serta kita dapatkan manfaat darinya. Namun apabila terjadi kerusakan pada aset (pacar), apalagi pada masa akhir sisa manfaat pacar yang digaransikan tidak mencapai nilai yang dalam klausul perjanjian, maka kita akan terpaksa membayar lagi.

                Berbeda kasus jika kita ibaratkan pacar itu seperti Operating Leases. Konsep utamanya adalah dia ada tapi tidak ada. Dia tidak dimiliki tapi dirasakan manfaatnya. Biasanya, perusahaan lebih memilih model ini dalam bisnisnya. Apalagi manusia. seharusnya, manusia sebagai penggerak perusahaan bisa lebih cerdas. Jika bisa mendapatkan manfaat tanpa harus memiliki, kenapa harus memiliki? Sebelumnya mari kita identifikasikan apa gunanya pacar? perhatian, tempat curhat, menguatkan iman dan kawan hang-out? Jawaban yang bagus.

                Perlu kita ingat bahwa kita mampu mendapatkan perhatian, teman curhat, menguatkan iman dan kawan hang-out tanpa adanya pacar. ada banyak wanita diluar sana yang bersedia menjadi sahabat kita. dan insya allah, sebagai sahabat mereka akan lebih pengertian. Jadi? Kita tidak punya resiko terhadap asset (pacar) tapi kita bisa mendapatkan manfaat. Dengan bersahabat, kita tidak akan bingung jika sahabat kita itu cemburu kalau kita dekat dengan wanita yang lain. toh, kita tidak ada hubungan. Namun masalahnya ada pada pendanaan. Operating lease pendanaannya itu Off balance sheet financing. Biaya yang terjadi tidak dapat dikapitalisasi sebagai asset. Misal, kita traktir sahabat kita. kita tidak bisa menjadikan itu alasan agar dia mau menikahi kita nantinya karena kita sudah biayai makan dia, jalan-jalan dia, dsb. Namun, kerugian ini didukung banyak keuntungan, yakni kita bebas resiko, kita bebas mencari pasangan lain, kita bebas dari tanggung jawab cemburu dsb.

                Pada intinya, konsep operating lease pada pacar ini sangat bagus untuk diterapkan. Semua perusahaan sudah sepakat bahwa ini cara terbaik untuk investasi perusahaannya. Nah, kenapa kita tidak mengikuti langkah-langkah perusahaan tersebut? Jadi, kalau kita bisa mendapatkan manfaat tanpa harus memiliki, kenapa harus memiliki? Jawaban cerdas ada pada pundakmu. Silahkan diyakini.

Kalau bisa mendapatkan manfaat tanpa memiliki, kenapa harus memiliki?”

[Kieso. DIsaat galau mau tidur atau nunggu bola. Jumat, 15 Juni 2012. 20.44] 


NB:
1. Teori ini tidak berlaku untuk pernikahan. Pernikahan itu wajib dimiliki karena itu adalah sunnaturrasul.

2. Catatan ini terinspirasi dari kuliah Intermediate Accounting II oleh Mr. Setyawan Dwi Antoro. Beliau menyarankan agar mahasiswa tidak pacaran. Menikah saja, itu lebih indah dan lebih baik.

3.  Catatan ini dipersembahkan untuk sahabat yang sedang galau di”tembak” oleh calon pacarnya.

Komentar

Postingan Populer