Instagraming

Catatan Mahasiswa Galau: Kombinasi –Bisnis– Cinta (Riyan Al Fajri)


                Cinta, kita tidak butuh penjelasan ilmiah untuk merasakannya. Ya tidak butuh. Karena tanpa mengertipun ilmu nya, banyak yang mengaku jatuh cinta. Mengaku atau benar-benar merasakan? Ya antara keduanyalah. Toh itu masalah perasaan jadi hanya orang yang merasakan yang mampu mengurainya. Apakah kamu merasakannya? Tidak. Aku tidak sedang mewawancaramu, tenang saja. Aku hanya ingin memastikan bahwa tulisan ini suitable for everyone no matter they’re falling in love or not.

                Well, bicara masalah cinta, kita bicara masalah penyatuan. Kalau dalam akuntansi kita mengenal istilah kombinasi bisnis, cinta punya konsep yang tidak jauh berbeda dengan kombinasi bisnis ini.

                Saya sedikit mencatut pemaknaan di buku nya kakek Flyod D. Beems,dkk bahwa kombinasi bisnis itu sangat menguntungkan. Ia membuat operasi lebih efisien, mengecilkan resiko, mengurangi pajak, dan mempersingkat masa tunggu dimasing-masing jenjang operasi. Jika kita ibaratkan dengan cinta dimana direalisasikan dengan berpasangan, maka hidup berpasangan akan mengurangi biaya hidup melalui efisiensinya.

               Contoh, Fajri dan Laksmi saling mencintai. Fajri sebelum menikah menghabis rata-rata Rp 2juta perbulan untuk hidupnya dan Laksmi Rp 1 juta perbulan. Dengan menikah, mereka bisa tinggal disatu rumah yang sama. Artinya, biaya sewa rumah untuk masing-masing sebelum menikah bisa dikurangi jadi satu. Biaya makan juga, biasanya hidup single membuat kita jarang masak sendiri. Hasilnya kita makan diwarung yang marjin keuntungannya bisa sampai 100% dari harga pokoknya. Masak dalam jumlah yang besar (ukuran 2 orang untuk 3 hari sekalian) mampu mengurangi harga pokok karena produksi banyak lebih efisien sampai batas tertentu.

              Resiko untuk ancaman kesehatan pun dapat ditekan karena ada yang memperhatikan kita. Kalau masih single, mau sakit atau mati kita yang peduli hanya teman. Itu pun hanya sebatas yang ia bisa, tapi kalau pasangan hidup kepeduliannya sampai mati. Kegiatan sehari-haripun lancar karena tidak perlu “menunggu” sinyal dari pasangannya. Tinggal masuk ke kamar, dan tanpa ada masa tunggu.

             Kombinasi juga punya beberapa jenis. Kita bisa mengandaikannya sebagai tipe hasil dari cinta pasangan. Tipe pertama  adalah tipe akuisisi. Ia menikah dan mengambil alih semua hak dan kewajiban istrinya dari orang tua istrinya tapi tetap memberikan kesempatan istrinya untuk berkarir dijalannya. Pada tipe ini, sang pria hanya mengontrol istri apabila sudah keluar dari “tujuan dan fungsi” utamanya.

            Tipe kedua adalah tipe merger. Sang pria menikahi wanita lalu mengambil alih semua hak dan kewajiban istri dari orang tuanya namun istrinya menjadi dirinya. Jadi istri tidak lagi bersusah payah memikir karirnya tapi fokus menjadi ibu dari anak-anaknya dan menjadi wakilnya sebagai manajer dalam keluarganya.

            Tipe terakhir adalah konsolidasi. Pria dan wanita berpasangan dan mereka saling bersatu menjadi kesatuan utuh yang baru. Pria tetap mengambilalih hak dan kewajiban istri dari orang tuanya tapi posisi suami-istri ini didiskusikan membentuk suatu ikatan yang baru. Maksudnya, ada pembagian peran yang merata tanpa harus mengorbankan kesibukan masing-masing dan tetap menjalankan aktifitas sebagaimana mestinya, suami tetap cari nafkah, istri tetap boleh berkarir, namun suami-istri ini menjalankan rumah tangga bersama dengan tanggung jawab masing-masing. Harta keduanya disatukan demi satu tujuan, yakni rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah.

            Jadi ibaratnya, tipe akuisi, istri tetap berkarir tapi tugas sebagai istri tetap ada dengan pelayanan maksimal dan kontrol besar pada suami, tipe merger, istri melepaskan karirnya demi kepentingan keluarga dan semua kontrol ada pada suami dan tipe konsolidasi, suami-istri berbagi tugas rumah tangga untuk mencapai tujuan pernikahan mereka.

             Sama seperti kombinasi bisnis yang biasa terjadi, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah pengendalian internal. Kombinasi cinta menyebabkan dua orang bersatu, apabila tidak ada pengendalian hubungan yang baik antara keduanya, rasa tidak puas pada pasangan atau ekstrem nya perselingkuhan bisa terjadi. Pengendalian internal dalam bisnis bisa dengan memberikan award bagi yang teladan. Nah, jika dipraktekkan dalam berpasangan, misal suami pulang kerja, ibaratkan saja itu adalah “pekerjaan teladan”, istri bisa memberikan award pada suaminya. Contoh sederhananya bisa seperti berdandan dengan dandanan tercantik, memijit badan suaminya, mandi bersama suaminya, atau bisa saja yang lainnya. Tergantung kreatifitas sang istri juga. Jangan sampai, suami pulang kerja, istri dirumah pakai pakaian lusuh menyambut suaminya, parahnya lagi belum mandi pula, rambut acak-acakan, makanan belum dimasak atau ekstrem nya malah marah-marah pas suami pulang. Percayalah, itu hanya akan memperburuk kombinasi cinta antara keduanya.

             Contoh lain pengendalian internal adalah pemisahan otorisasi transaksi. Dalam rumah tangga, istri bisa dikatakan sebagai bendahara umum rumah tangga. Namun tetap sebagai orang yang mengeluarkan uang, istri harus mendapatkan otorisasi suami sebagai kepala keluarga. Jangan sampai, karena uang yang memang tidak juga banyak bisa menyebabkan keuangan rumah tangga disclaimersaat diperiksa auditor –saya tidak yakin apakah ini akan terjadi–. Namun, yang lebih penting daripada itu, kepercayaan suami sebagai kepala keluarga dan pemegang hak dan kewajiban sang istri haruslah dijaga istri sehingga kombinasi cinta bisa awet sepanjang masa.

             Dan jika masih ada orang yang mengatakan cinta sejati itu ada, kita haruslah menjadi salah satu yang merasakannya.

Komentar

Postingan Populer