Instagraming

Resume Seminar Pernikahan Islami di Tinjau Dari sisi Medis ( Riyan Al Fajri )


“Menikah bukan sekedar tentang cinta tapi ini tentang kesehatan wanita dan anak. Dan ini yang terpenting”

                Hal yang pertama kali harus dipersiapkan dalam menikah adalah mental. Mental ini dibangun pertama kali sejak terjadi nya Pubertas. Bagi pria, pubertas ditandai dengan berkembangnya bagian tubuh tertentu dan keluar mani saat mimpi. Bagi wanita, diawali dengan tumbuhnya organ seks sekunder seperti payudara dan bulu pubis (bulu kemaluan) dan diikuti dengan menstruasi.

               Masa pubertas ini adalah awal pembentukan mental bagi seseorang. Biasanya bagi wanita dimulai pada usia 11 tahun. dan pada pria lebih lambat daripada itu. Perlu juga diberi perhatian, pubertas dini (misal wanita pubertasnya 9 tahun) tidak baik bagi kesehatan si anak dan harus dicegah. Itu karena dapat mengganggu pertumbuhan tulang (jadi pendek dan kecil). dan setelah pubertas, wanita sudah bisa hamil. Namun bukan berarti saat wanita pubertas dia siap untuk berhubungan seksual.

                Konsekuensi dari hubungan seksual adalah kehamilan. Usia 15-19 tahun sebaiknya wanita tidak hamil. Kehamilan pada usia dini tersebut beresiko Anemia, bayi prematur dan keguguran yang tinggi. Hal terjadi karena rahim belum siap menerima janin. Dari segi usia, wanita diperbolehkan untuk memulai hubungan seksual pada awal usia 18 tahun.

              Kenapa 18 tahun? Diusia itu, wanita sudah mulai lebih matang baik fisik maupun mentalnya. Namun menurut dr. Anton, 18 tahun itu sebaiknya digenapkan pada 20 tahun agar rahim nya semakin siap menerima janin dan pinggulnya tidak terlalu kecil. jadi menurut beliau usia yang baik bagi wanita untuk hamil adalah 20-35 tahun. Terlalu cepat tidak baik, terlalu lambat lebih bahaya.

              Prof. Dr. dr. Dadang Hawari, Psikiater. mempertegas ucapan dr. Anton, usia terbaik wanita mulai hamil adalah usia 25 tahun. pada usia itu, organ tubuh wanita sudah siap secara optimal. Nikah muda bisa dilakukan lebih awal tapi tunda dulu kehamilan hingga mencapai usia ideal untuk hamil, yakni 25 tahun.

              Untuk melakukan penundaan tersebut, wanita tidak perlu susah-susah melakukan KB atau memasang kontrasepsi untuk bisa terhindar dari kehamilan. Cukup gunakan cara tradisional, yakni Azl (saat terjadi orgasme, sang Suami mengeluarkan sperma nya diluar vagina istrinya) maka kehamilan dapat dihindari. Dan ini adalah cara yang dipraktekkan dalam islam. Jadi kebutuhan seksual tetap terpenuhi, kehamilan pun dapat ditunda.

             Berbeda pada pria, dr. Anton menyarankan untuk menikah pada usia 25 – 30 tahun. ini adalah usia matang pria untuk melakukan perkawinan. Selain itu, pada usia yang matang secara mental, pria-wanita dapat merencanakan kehidupan keluarga lebih baik. Dr. Anieeta mengungkapkan bahwa menikah adalah urusan kesiapan pasangan. Kesiapan yang dimaksud adalah fisik (organ fisik siap untuk hamil, dll), mental (siap menjadi orang tua, memahami kesehatan reproduksi dan berpengetahuan bagaimana merawat bayi) dan ekonomi. Jadi perencanaan adalah hal terpenting dalam pernikahan.

             Perencanaan yang baik akan mengurangi resiko kehamilan pada istri. Perencanaan yang baik salah satunya direalisasikan dengan persiapan pra nikah yakni memeriksakan kondisi kesehatan pasangan. Tujuannya adalah mendeteksi penyakit yang dapat menular pada pasangan, penyakit keturunan yang mempengaruhi hubungan suami-istri, serta kelainan yang mempengaruhi calon janin. Hal ini perlu karena menikah bukan hanya urusan cinta. Tapi menikah adalah urusan kesehatan. Salah memilih pasangan berarti siap menerima kelainan pada janin.

             Setelah adanya persiapan pra nikah, dilanjutkan dengan persiapan kehamilan yang dilakukan setelah menikah. Tujuannya adalah untuk menentukan kapan pasangan siap untuk memiliki anak dan berapa jumlah anak dan jarak waktu antar kehamilan. Pertimbangan yang dapat digunakan adalah sosial, ekonomi, psikologis dan medis.

             Beberapa mitos mengatakan bahwa banyak anak, ibu sehat. Itu salah. Bersalin menyebabkan kemampuan tubuh ibu berkurang. Selain itu, pengaruh usia yang bertambah dan stress dapat semakin menurunkan kondisi fisik ibu. Banyak anak justru beresiko kematian pada ibu saat bersalin.
Sebuah ungkapan mengatakan. “Marriage is not merely about sex, it’s also about a future of a woman and the next generation she sholud look after”. jadi, sebelum menikah perlu dipertimbangkan aspek-aspek kesehatan agar istri sehat dan anak selamat.

Note:
Note ini merupakan resume dari Seminar Half A deen yang dilakukan di Fakultas Kedokteran UI pada Sabtu, 29 September 2012 08.00-15.00 WIB

Pembicara:
1. Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater
2. dr. Anton
3. Dr. Anieetta Pusponegoro Sp.OG (k)
4. dr. Anita Juniatiningsih Sp.A
5. dr. Yuyun Lisnawati Sp.OG (k)

6. Ust. Subhan Bawazier Lc

Komentar

Postingan Populer