Instagraming

Catatan Mahasiswa Galau: 16 Tahun lagi! ( Riyan Al Fajri)

                16 tahun yang lalu, aku melihat dan menyaksikan. Aku diam dan tenang. Tempat ini tidak banyak yang berubah. Sudutnya masih sama. Mejanya pun terlihat tua. Mungkin satu zaman dengan ku, atau lebih tua. Aku mendengar dan merasakan.

                Sudut bangku tua yang mulai goyang itu masih sama. Dulu nya kokoh, sekarang sudah mulai menampakkan usia. Lantainya pun sudah bukan lantai yang dulu. Lebih berwarna. Mungkin banya kaki-kaki baru yang menginjaknya.

                Masih sama seperti terakhir kali aku tinggalkan, pohon itu masih berdiri tegak. Ia melindungi taman dari sinaran matahari yang terik. Terkadang dahulu aku berteduh padanya jika hujan. Tetap basah sih tapi aku senang dengan hujan rintik-rintik yang menerpaku.

                Aku masih ingat ketika aku harus berada ke depan berdiri berbicara dengan lantang. Aku masih ingat saat-saat aku cemas orang bosan mendengarkan aku bicara. Aku pun masih ingat jelas sorak-sorai mereka menikmati ide-ide nakalku. Kisah yang panjang jika aku ceritakan.

                Kaki bersepatu tinggi, mungkin satu-satunya ditempat ini dulu, sering naik-turun tangga yang tadi. Lari-lari mengejar waktu. Sudah lama sekali.

                Aku coba ceritakan padamu perasaanku saat ini. Dulu aku berada ada posisi itu. Sekarang aku melihat posisi dimana aku duduk itu. Mimik yang sama yang aku miliki dulu. Ingin tahu, menikmati, bosan, kantuk. Aku harus bilang apa? Aku juga pernah seperti itu.

                Ketika aku mulai bersuara. Berdiri menghadap. Aku merasa tiba-tiba hening. Mungkin yang lain sedang mendengarkan aku, tapi aku yakin pasti ada yang sedang berimajinasi dengan mimpi-mimpi kecilnya. Ah, itu biasa. Aku juga seperti itu dulu. Entah mengapa, aku tidak ingin ini sama. Sama seperti yang ada padaku.

                Aku bagaimana? Aku benci kondisi seperti ini. Kondisi terlalu hening. Mungkinkah aku berkreasi layaknya seorang artis dilayar kaca? Ah, aku bukan ahlinya. Mungkin aku harus coba, dulu aku berada disana dan merasa tersiksa saat-saat bosan datang. Aku tidak boleh membuat bosan itu datang. Aku menyukai tempat ini. Aku suka setiap sudut dan setiap jengkal tempat ini. Aku harus berwarna.

                “Hei, Kamu ke depan! Kita bernyanyi bersama”

                Suaraku kurang bagus, aku malu. Tapi aku harus coba. Aku harus berwarna. Dan aku pun berwarna. Senyum itu persis senyum yang pernah aku berikan. Aku puas saat itu. Hari ini, aku akan menjaga senyum itu agar apa yang aku sampaikan bisa menjadi senyuman dimasa depannya nanti. Bukan karena aku ingin menjadi yang berarti dalam hidupnya, tapi karena aku ingin, seburuk apapun aku, setidakmampu apapun aku, aku bisa bermanfaat untuknya.

16 tahun lagi, kita akan berdiri menjadi pengajar disini atau disana atau dimana saja. Kita akan menjadi corong ilmu bagi dia, mereka dan semuanya. Bukan sekedar anak kita, saudara kita, keponakan kita atau bahkan mahasiswa kita. Tapi pada dunia dan seluruh yang ada dalamnya. Jika hari ini kita merasa sangat kecewa karena bosan dengan dia. Lantas apakah kita akan menjadi dia dimasa depan kita? Kita harus berwarna. Kita tidak ingin sejarah yang sama. Kita ingin berubah, kita harus mulai dari saat ini juga.

Komentar

Postingan Populer