Instagraming

Catatan Mahasiswa Galau: Pendapatku, Cinta. (Riyan Al Fajri)

Ketika kamu ditanya sesuatu, kamu menjawabnya. Orang timur melakukan itu. Tidak. Itu tradisi barat. Dimana kebebasan bicara adalah hak setiap individu. Kita, orang Indonesia, cenderung pada kebiasaan diam untuk menghormati orang lain. Sebuah kebiasaan yang penuh hormat dan sopan santun.

Sopan santun. Orang-orang terkadang melihat aku bukan tipikal orang yang mudah memberikan "nilai baik" pada orang lain. Ada beberapa yang berkata bahwa itu mengurangi nilai sopan santun yang ada padaku. Aku tidak akan berkata dia salah, karena orang timur cenderung menjaga perasaan orang lain. Tapi bagiku, aku lebih memilih memberikan manfaat daripada pujian yang bahkan tidak bermakna apa-apa.

Aku sukar menilai bagus tapi bukan berarti aku tidak punya sopan santun. Bagaimanapun, konsep utama dari pendapat adalah manfaat. Ketika pendapat kita memiliki nilai manfaat, kita perlu menyampaikannya. Tapi jika pendapat kita hanya jenis perkataan ambisius dan penuh kesombongan, kita perlu menyembunyikannya. Dan aku memegang teguh itu. Aku percaya, melalui mulutku, orang bisa saja bertemu dengan hidayah dan kemampun terbaiknya. Dan aku pula percaya, melalui mulutku, orang bisa meninggalkan kebenaran yang ia miliki.

Untuk itu, jika aku berpendapat atas sesuatu, aku tidak mengatakan itu kritikan pedas tapi aku menyebutnya kritikan hangat. Ucapan yang keluar dari akalku murni adalah aktualisasi dari rasa sayang dan kebanggaanku. Dan tentu, ketika ditanyakan pendapat, aku pasti memberikannya.

Aku tidak peduli apa kata orang. Aku hanya percaya, aku bisa bermanfaat bagi orang lain meski hanya ucapanku didengar.  Dan selagi aku masih bisa melakukan itu, aku puas disebut sebagai manusia.

“Pendapat bukan menjatuhkan tapi adalah wujud rasa sayang seseorang untuk kita. Terkadang memang tidak enak didengar, tapi itu akan berakhir indah.”

Komentar

Postingan Populer