Instagraming

Adik, Matikan Gadgetnya Dulu ya.

Hallo, Apa kabar, adik-adik? Semoga senantiasa dalam kondisi yang baik ya. Ayo kesini dulu, kakak ingin bercerita. Ayo pada kumpul, matikan dulu gadget nya ya. Ayo, HP nya di silent dulu. Coba fokus ke kakak dulu. Ada suatu hal yang menarik yang ingin kakak sampaikan.

Jangan negatif dulu ya, kakak tidak berencana untuk menceramahi kalian kok karena kakak bukan siapa-siapa. Bicara prestasi? Kakak rasa kalian lebih baik. Atau masalah pengalaman? Adik, kakak yakin lah pengalaman kalian lebih berwarna.

Sudah dimatikan semua gadget nya?

Jadi, adikku sayang, kakak ingin bertanya pada kalian. Apa hal menarik yang sudah kalian lalui hari ini, adik? Coba kakak tebak, chat yang lucu dari grup Whatsapp? Atau ada status kontroversi di facebook teman kalian ya? Oh tidak, jangan-jangan twit war yang lagi hangat itu ya? Menarik pasti nya ya? Memang sih, twit war dan kontroversi itu asik banget buat diikuti ya.

Oh ya dik, teman kalian yang di daerah apa kabar nya? Pasti makin dekat ya dengan facebook dan twitter? Masih keep in touch dong? Kemarin kakak baca statusnya, kalian pakai kangen-kangenan ya? Kakak baca dia masuk organisasi ini dan itu ya? Wah, kakak juga rindu sekali dengan teman-teman kakak di daerah, dik. Ingin rasanya segera pulang.

kakak Riyan
kakak Riyan

Tapi adik, kakak ingin tahu donk. Kalian sudah berpapasan dengan berapa puluh orang hari ini? sudah senyum kepada berapa orang dik? Kakak yakin pasti sudah banyak kan ya? Kan banyak sekali orang yang kita temui hari ini. Mulai dari satpam, dosen, guru, ibu kantin, bahkan penumpang kendaraan umum. Wah, seandainya kita berkenalan dengan semuanya, pasti dalam sebulan kita bisa punya 1000 orang kenalan baru. Ya kan dik? Kamu sudah menyapa dan memberikan senyuman pada mereka kan dik?

Oh ya, dik. Kamu dengar ga kalau teman kalian dari kelas sebelah sedang sakit? Itu loh teman yang sering lewat di depan kelas kalian itu. Oh kalian tidak kenal ya dik? Oh ya kakak lupa, kenal si cantik berkepang dari kosan sebelah tidak? katanya orang tua nya lagi sakit, kasihan sekali dik. Tahu kan dik?

Apa? Tidak tahu sama sekali, dik? Kenapa begitu adik? Keseringan memakai earphone ya sehingga tidak kedengaran beritanya? Atau keseringannya fokus ke gadgetnya?

Adik, begini, kakak pernah dengar dari orang-orang tua dulu. Katanya, jika kita bertemu orang zaman dulu, kita pasti saling menyapa. Setidaknya, kita tersenyum. Wah, pasti zaman dulu itu indah sekali ya dik? Katanya lagi, dulu jika kita satu kendaraan, kita pasti berkenalan dengan orang yang disebelah kita. Bercerita. Berbagi kisah. Ya walau katanya kita terkadang juga segan melakukannya, jadi ya terkadang dicukupkan saja dengan sebuah senyuman manis untuk mereka.

Jadi adik, paman-paman kakak, zaman dahulu, ketika gadget belum ditemukan. Kita tahu semua keadaan sekitar kita. Bahkan teman beda sekolah pun kita tahu kalau dia sedang sakit dan butuh bantuan. Ya istilahnya, kita bisa bantu secara bersama-sama, adik. Saling meringankan beban. Ceritanya terbukti loh. Teman kakak ada yang terkena tumor jantung. Kita semua tahu kondisinya. Kita semua berjuang dengannya. Ya walau kakak tidak menjenguknya karena kesibukan kakak, tapi kakak bahu-membahu dengan teman yang lainnya untuk menyebarkan informasi terkait kebutuhan darah dan dana untuk operasinya.

Selain itu, kata mereka dik, zaman dahulu, kita lebih banyak berinteraksi dengan orang sekitar kita dik. Kita tahu nama dokter di klinik kita, bahkan dekat bagaikan keluarga. Kita tahu nama satpam sekolah kita karena sering berbagi senyuman dan ceritanya dengan mereka. Kita kenal dengan semua pembersih sekolah kita karena keramah-tamahan kita menyambut kebaikan mereka membersihkan ruangan kita.

Oh ya dik, zaman dahulu kata mereka dik, ada banyak masalah pribadi. Meskipun banyak masalah pribadi, kita masih tahu kondisi teman-teman kita loh dik. Apalagi kalau ada panti asuhan dan anak jalanan disekitar sekolah kita. Kata mereka, mereka pasti mengadakan acara sosial gitu setiap minggu agar anak-anak itu tertawa dan bisa punya mimpi seperti mereka, dik.

Kalau sekarang bagaimana ya dik? Kakak yakin itu masih ada ya kan dik? Kakak yakin kalian tidak keseringan main gadget sehingga tidak “ngeh” pada lingkungan. Kakak yakin kalian tidak Cuma fokus pada facebook dan twitter mengetahui kabar teman nun jauh disana tapi kalian tidak tahu keadaan teman yang ada disebelah kalian. Kakak yakin kalian tidak hobi memakai earphone karena kalian sering harus berinteraksi dengan orang yang kalian temui dijalanan. Ya setidaknya sebuah senyuman indah.

Adik, benarkan keyakinan kakak itu? Kakak yakin lah bahwa gadget, media sosial, bahkan semua teknologi ini tidak membuat kalian apatis pada lingkungan kan? Kakak yakin kalian tahu dengan pasti berapa jumlah panti asuhan yang ada disekitar sekolah kita. Kakak yakin juga kalian pasti sering mengadakan kegiatan sosial setiap minggu nya kan di panti asuhan tersebut?

Adik, kakak bangga dengan kalian. Jaga keyakinan kakak ya, adik. Karena kakak bangga punya adik yang tidak tergila-gila dengan gadgetnya, tapi tergila-gila dengan interaksi dengan semua orang yang dikenalnya. Ya, dia tahu kondisi lingkungannya, tahu pula kabar teman di daerahnya. Itu luar biasa dik.

Kenapa luar biasa? Karena seringnya, gadget mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Sedangkan kalian bisa mendekatkan yang jauh dan merapatkan yang dekat. Bayangkan semua orang melakukan itu dik? Wah, kakak yakin seisi Indonesia akan saling kenal dik.

Dan sampai saat itu tiba, mau kah kalian menjadi contohnya? Mau kalian menjadi teladan untuk memulainya? Mau kah kalian menyebarkan sikap sederhana ini? adik, jika bukan kita yang memulainya, jangan pernah berharap akan ada orang lain yang mau melakukannya. Adik, maukah kalian melakukannya?

Komentar

Postingan Populer