Instagraming

Aku Di tanah Borneo

“Hati-hati yan, Jangan ganggu anak gadis orang disana. Nanti Ga pulang”

“Serius? Banyak wanita cantik disana, Yan. Tapi jangan di dekati, bisa dinikahin kamu entar”.

“Yan, disana seram. Hati-hati! Main bunuh saja itu kalau disana”

Begitu mereka menggambarkan tanah borneo kepadSaya. Cerita ini berawal beberapa minggu yang lalu ketika Saya ditugaskan ke Borneo untuk menyelesaikan tugas kantor. Hati ini dar-dir-dor menanti hari keberangkatan. Borneo, tanah air asing berikut yang kan ku kunjungi. Asing, karena Saya memang belum pernah ke sana dan tidak tahu apapun tentang daerah itu. Tanah air, karena itu bagian dari rumah nusantara ini.

Subuh itu, Saya memulai perjalanan dari bintaro. Di Tangerang, sekelebat perut saya mengalami gangguan pencernaan. Sampai di bandara, saya menunggu di terminal yang tepat. Namun, disuruh pindah oleh rekan ke terminal salah. Alamat kata, gagal boarding tepat waktu karena harus dua kali bolak-balik.

Saat ini saya berpikir, seseram inikah Borneo? Saya belum lagi menginjakkan kaki ini tapi sudah sebanyak ini halangannya. Akhirnya beli tiket lagi dan berangkat menuju tanah lumbung berlian ini.

Kurang dari 2 jam, kaki saya tepat menginjak Balik Papan. Udaranya beda. Panas-panas lembab. Akan hujan, pikir saya. Perjalanan pun dilanjutkan menuju tempat tujuan. Kira-kira butuh waktu 16 jam dari bandara. Sepanjang perjalanan saya tidak bisa tidur karena menikmati pemandangan disekitar.

Jalanan Balik Papan-Samarinda dipenuhi pohon-pohon rindang. Jalanan dengan gaya taman. Indah. Mungkin satu hal yang membuat jalanan ini seram adalah tidak ada lampu jalan dan sempit. Tapi pemandangan kiri dan kanan, indah.

3 jam berselang, kami sampai pada sungai Mahakam. Sungai ini membelah kota Samarinda. Dan bagusnya, kami datang saat banjir. Ya banjir, Samarinda konon nya adalah kota yang tiada hari tanpa banjir jika musim penghujan ini. bagaimana tidak? posisi kota yang bersebelahan dengan hilir sungai mahakam lah penyebabnya.

 

Dua jam setelah itu, kami melewati Bontang. Saya tidak berharap banyak terkait tempat ini tapi jika kalian ingin tahu bagaimana bontang itu, cukup bayangkan BSD City dengan kontur bumi bergelombang dan pepohon hijau disepanjang jalanan. Jika samarinda penuh asap, Bontang terkenal dengan kota yang paling asri dan bersih. Dan benar, saya menemukan banyak wanita cantik di kota ini. saat mengisi bahan bakar, saya bisa hitung, wanita yang antri semua nya termasuk kategori cantik.

Tak lama setelah itu, saya pun sampai di Sangatta. Kota ini, mungkin, jika kita dirikan tempat pencucian kenderaan pasti akan laku keras. Betapa tidak? Sepanjang jalan raya penuh dengan debu. Pasir-pasir menumpuk ditepi-tepi aspal jalan seperti baru saja terjadi badai gurun ditempat itu. Pemandangan yang jelas adalah pria-pria disini merupakan pekerja di tambang-tambang batu bara. Borneo memang terkenal dengan tambang-tambangnya. Oleh karena itu, banyak orang menyebut Borneo adalah zambrut nya dunia. Dimana segala kekayaan mineral berkumpul di bawah satu tanah. Tanah borneo.

“Pak, apa yang spesial dari Kalimantan?”, tanya ku pada pekerja di kebun.

“Kalimantan itu sederhana. Tempat ini masih kuat mistisnya, tapi selama kita masih bertuhan, masih menjaga etika, kita akan terselamatkan. Kalimantan ini tempat orang mencari hidup pak”, jawabnya.

“Saya lihat banyak sekali orang flores ditempat ini. benarkah itu?”

“Tidak hanya orang flores pak, orang jawa lebih lagi. Bahkan batak, minang, semua nya disini. Tapi bagusnya pak, mereka sering kelahi, tapi tidak pernah antar etnis. Karena mereka takut terjadi apa-apa kalau berkelahi antar etnis”

“Bapak bahagia disini?”

“Yang jelas saya rindu dengan kampung saya pak, tapi jika saya harus memilih, saya tetap memilih tempat ini pak. Gaji nya lumayan untuk sekolah anak pak di Jawa”

“Katanya disini seram ya pak? Kalau sembarangan bisa tidak pulang?”

“Oh itu tidak hanya di tempat ini pak. Dimana-mana juga seperti itu. Baik di jawa atau di sumatera. Ya kita nama nya tamu harus menghormati. Kalau keras-kerasan sendiri, ya bisa diusir pak. Bapak sudah dengar orang yang disembunyikan jin ditempat ini?”

“Belum”

“Ya itu pak, dia mainin cewek pak. Hilang ditempat kerja. Pas ketemu udah jadi tengkorak pak dan itu tepat disebelah pohon tempat kita-kita sering nongkrong pak. Padahal sebelumnya tidak ada pernah kejadian seperti itu.”

“Wah pak. Ini saya jadi horor sekarang. Mana disini hutan antah berantah lagi”.

“Ah, tak usah jadi masalah pak. Kita kan tidak macam-macam. Selama kita punya tuhan dan etika, ya semua akan aman pak”.

Saya pun meminta si bapak menemani saya keliling kebun. Beberapa kali saya melewati daerah yang sangat menakjubkan. Bukit-bukit terpampang hijau luas sepanjang mata. Di ujung pandangan terdapat bukit kapur yang menjulang tinggi ke angkasa. Perfect! Awan pun tak urung menambah sensionalitas tempat itu.

“Wah luar biasa pak”, ujar saya.

“Salah satu hal yang membuat saya tidak mengeluh tinggal disini ya ini pak. Pemandangannya. Allah maha adil dengan menciptakan alam seindah ini di tempat yang belum terlihat. Kalau saya tidak bekerja disini, saya tidak akan pernah menyaksikan ini pak.”, ujar nya.


Mungkin itulah yang membuat borneo  itu spesial. Sebuah negeri bukit, penuh tambang mineral, namun tak terjamah kecuali oleh perkebunan yang menembus hutan-hutang keramat.




“Pak, ada sebuah mitos. Barang siapa yang sudah terkena air kalimantan. Ia pasti akan kembali”.

Dalam hati, saya berkata kepada si bapak. “Pak, saya tidak perlu mitos itu. Saya hanya akan kembali lagi. Saya akan kembali menyaksikan keindahan tanah ini. sekali lagi. Tapi bukan untuk bekerja, namun sebagai turis yang khusus hanya untuk menikmati keindahan yang telah di ciptakan Allah di tanah borneo ini”.

Kata orang Borneo itu seram? Ah, tidak. semua tempat juga seram. Seram, jika kita tidak memiliki tuhan dan etika. Selama masih bisa menjaga sikap, Jangankan Borneo, Jakarta sekalipun tidak akan pernah sekejam ibu tiri yang jahat. Tapi, wanita Borneo itu cantik, iya. Siapa sih yang tidak mau memperistri wanita-wanita yang baik parasnya? Itu termasuk salah satu yang bisa diperhitungkan menurut hadits nabi loh. Jika ada pria yang tertarik dan menikah di sana, itu bukan suatu masalah tentunya.

tapi dari semua cerita itu, saya hanya ingin berkata, “Nusantara itu bak permata. Indah diluar, Indah di dalam. Dan saya tidak pernah menyesal lahir di tanah nusantara ini. untuk itu, saya akan jaga keindahannya untuk semesta ini”

Riyan Al Fajri, 20 Desember 2013

Komentar

Postingan Populer