Instagraming

Menggandakan Mimpi

Waktu/Siaran    : 1 Januari 2014 at Metro TV 20.06 – 22.00
Venue               : Universitas Sebelas Maret
Bintang Tamu    :
  1.  Jusuf Kalla (Ex. Wakil Presiden RI)
  2. Anies Baswedan (Penggagas Indonesia Mengajar, Peserta Konvensi Capres Demokrat)
  3. Abraham Samad (Ketua KPK)
  4. Joko Widodo (Media Darling Leader, Gubernur Jakarta)
  5. Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah)
Resume :

Jusuf Kalla:
Salah satu tugas pemimpin adalah mempengaruhi orang lain. Termasuk mempengaruhi kebaikan. Pemimpin hanya cukup memberikan contoh. Contoh kecil saja pasti akan mempengaruhi semuanya. Kasus saya, dulu semua orang pakai jas. Untuk menghemat listrik, kita naikkan suhu AC. biasanya kita pakai jas, kita pakai batik karena lebih hangat. Setelah itu semua orang di negeri ini memakai batik. Bayangkan, berapa juta orang yang mengganti pakaiannya dari jas ke batik hanya karena contoh seorang pemimpin! Ingat, contoh dan teladan akan memproduksi kebaikan yang menggurita.

Anies Baswedan:
Akhir-akhir ini, Banyak koruptor yang tertangkap. Masa depan indonesia suram. Negeri kita sedang kritis. Begitu mungkin ya? Tidak! kita sering sekali berfokus pada koruptor yang tertangkap. Tapi kita lupa siapa yang menangkap mereka. Kita lupa dibelakang tertangkapnya mereka ada anak-anak muda yang merupakan harapan masa depan Indonesia kelaknya. Kita seharusnya berbangga ternyata ada banyak pemuda-pemuda yang masih bisa kita harapkan.

Pemberantasan korupsi sendiri seharusnya tidak menjadi sebuah program. Jika program, kita tidak bisa menunggu lama pada proses di KPK saja. Itu tidak cukup. Kita mesti menjadikan pemberantasan ini sebagai gerakan semesta diseluruh Indonesia. Tidak perlu mahal. Kita cukup gerakkan para pemuda kita dengan HP mereka. HP mereka yang canggih-canggih itu, pergilah ke tempat gubernur, bupati dan pejabat lainnya. Jika rumah bapak gubernur sangat mewah, mobil bapak bupati sangat luar biasa, foto dan upload ke media sosial. Kita bisa katakan pada dunia dan rakyat, “Hei, rakyat Indonesia. Uang pajak yang kalian bayar dipakai oleh orang-orang yang memewahkan diri nya itu”.

Perlu kita ketahui, republik ini didirikan oleh kaum intelektual. Sebut contoh, Soekarno, Hatta, Sjahrir, Natsir, dsb. Mereka semua kaum intelektual. Sekarang ini, kita langka akan potensi-potensi ini. ketika ada orang baik dan dia hanya diam, berarti dia sedang membiarkan orang-orang jahat mendominasi republik ini. Mereka yang baik dengan rekam jejak luar biasa harusnya turut serta dalam politik. Kehadiran mereka akan mewarnai republik ini. dan kita, jika kita tidak membantu orang baik itu dalam politik itu, kita sama saja membantu orang baik itu untuk kalah. Dan itu maknanya sama seperti kita membiarkan orang-orang jahat yang menggunakan uang untuk mendominasi negeri ini.

Abraham Samad:
Sebenarnya jika semua pejabat bisa menghindarkan diri dari perilaku hedonisme, saya yakin, kita tidak memiliki koruptor lagi. Penyakit sekarang adalah koruptor itu ada karena ketamakan. Pendapat pribadi saya, koruptor karena tamak itu wajib di hukum mati.

Pemimpin mestilah mencontohkan kejujuran karena kejujuran akan menghasilkan kebaikan.

Jokowi:
Anak TK yang baik munculkan, anak SD yang baik munculkan, anak SMA yang baik munculkan, anak Kuliah yang baik munculkan. Sering-sering munculkan mereka. Sekarang ini, banyak berita buruk yang ditampilkan. Ini akan menimbulkan pesimisme. Tampilkan banyak hal-hal baik. Orang-orang akan optimis dan semangat lagi.

Ganjar Pranowo:
Ada banyak anak-anak kita di Papua yang menjadi juara olimpiade. Ada banyak anak-anak lainnya yang berprestasi. Apa yang bisa kita lakukan untuk menggandakan mereka? Anda harus ikut terlibat! Anda jangan hanya menjadi penonton. Karena penonton hanya akan menggerutu. Anda terlibat, semua itu anda rasuki dan tanamkan virus integritas. Kehadiran mereka munculkan ke permukaan. Jika anda sukses menanamkan itu, Republik ini akan baik besok pagi!



“Karena Ilmu itu liar, maka kurung lah dengan mencatatkannya”, Riyan Al Fajri

Komentar

Postingan Populer