Instagraming

Pemuda Bergerak: Gerakan Idealisme


Pergerakan bukan tentang seberapa besar atau kecil tapi tentang seberapa lama ia mempertahankan eksistensinya meski hanya didukung oleh seorang buta lagi tuli. Dan nilainya ada pada keyakinan
–Filsuf–

Pernahkah kita berpikir bahwa dunia ini akan indah jika kita semua punya pemikiran yang sama? Saya kira tidak karena kita meyakini bahwa kita semua berbeda. Perbedaan itu disebabkan oleh dua hal yakni pengalaman dan interpretasi kita terhadap pengalaman tersebut. Pengalaman kita saring dengan panca indera dan akal kita, lalu kita pupuk di alam bawah sadar. Suatu masa ketika ada peristiwa yang identik, serta merta akal akan recalling the memory. Dan apabila setiap orang punya pengalaman yang berbeda, Itulah saat terjadinya perbedaan pemikiran.

Ada masalah-masalah yang akan terjadi apabila perbedaan ini tidak dapat kita atasi. Saling serang misalnya, kelompok A berpikir seperti ini, kelompok B seperti ini, kelompok C ya ini. Tanpa dialog yang sehat, perpecahan adalah kemungkinan terbesar disini.

Kasus sederhana misalnya mahasiswa. Ada yang aktifis dan apatis. Tidak jarang, kita temui kalangan aktifis pun menjadi apatis ketika masuk ke dunia kerja. Apatis saja itu menyedihkan, terkadang, aktifis yang bersuara akan kejujuran dan integritas banyak yang terjerumus pada noda-noda hitam pemerintahan seperti suap, nepotisme, gratifikasi, dsb.Alasannya sederhana, “Ini dunia nyata, bung! Idealism mahasiswa tidak bisa dipakai didunia ini”. Mereka yang dulunya penggelora perjuangan, kini bermetamorfosa menjadi perompak-perompak. Salah siapa? Salah mahasiswa?

Pandangan skeptis seperti “Ah, sekarang aktifis, sok idealis. Besok lah, dah kerja, lebih parah dari komunis. Tak akan ada cerita idealis lagi” itu nyata. Tapi mari kita mencoba memutar waktu sedikit ke belakang dan berpikir. Jika seorang aktifis yang idealis saja bisa terjerumus dalam lubang kehinaan itu, bagaimana jika dia bukan aktifis? Bagaimana jika idealisme yang kita tanam hari ini itu tidak ada? Negeri macam apa yang akan kita banggakan pada Garuda ini dimasa depan?

Hari ini kita memupuk idealisme. Kaum tua kadang menjadikan itu lelucon. Kita terima itu. Tapi coba pikirkan, jika kita tidak menanam idealisme itu hari ini seperti kaum tua lakukan dimasa mudanya, akan menjadi generasi seperti apa kita dimasa depan? Kita tentu tidak mau menjadi orang yang lebih hina dari pada kaum tua yang terkenal korupsi ini bukan? Kita tentu ingin menjadi yang lebih baik bukan? Jika jawaban kita, iya, usaha kita menanam idealisme pada hari ini adalah suatu keniscayaan.

Tapi bagaimana jika kita nanti tidak bisa konsisten? Prinsipnya adalah apa yang kita lakukan hari ini adalah cerminan yang kita harapkan untuk kita lakukan dimasa depan. Konsistensi adalah kebutuhannya, tapi tidak konsisten bukan berarti kita tidak punya tujuan bukan? Kita tidak perlu konsisten pada idealisme kita selama tujuan akhir kita tercapai. Apa tujuan akhir kita? Kesejahteraan sosial, mencerdaskan kehidupan bangsa dan turut serta menjaga perdamaian dunia.

Pergerakan utama itu ada pada kaum muda. Pendidikan karakter yang diterima kaum muda akan menentukan pergerakan bangsa ini dimasa depan. Untuk mencapai tujuan mulia pengabdian pada negeri, kaum muda perlu mempersiapkan diri. Kaum muda perlu membangun kekuatan. Karena pergerakan tanpa kekuatan itu mimpi , dan kekuatan tanpa pergerakan adalah itu sia-sia.Lantas seperti apa pergerakan yang bisa dilakukan kaum muda untuk mempertahankan idealisme membangun bangsa? Untuk menjawab itu kita bisa menggunakan rumus MOVE (Movement, Organization, Variation, Exposure)

1.       Movement
Movement adalah pergerakan. Pergerakan memiliki 5 sifat utama yaitu:
  • Having goal
Tujuan akan mempersatukan gerakan. Adanya tujuan, pemuda akan lebih jelas melihat apa yang dapat mereka lakukan untuk mencapai itu. Ingat, orang-orang dapat berkorban nyawa hanya untuk mencapai tujuannya.

  • Massive,
Pergerakan yang besar maksudnya bukan besar dalam jumlah saja. Tapi besar dan menyebar ke seluruh tempat. Ini lebih kepada efek yang massive sehingga ada promosi ideologi yang secara tidak langsung mengundang daya tarik yang lainnya.

  • Continuity,
Keberlangsungan pergerakan itu sebuah keniscayaan. Belajar seumur hidup, memperbaiki teknik gerakan terus menerus sesuai perkembangan dinamika masyarakat, serta menghidupkan kembali kelompok-kelompok diskusi secara terus menerus tanpa terputus.

  • Useful,
Pergerakan yang tiada manfaat bukanlah pergerakan. Bersama pergerakan yang bermanfaat pada masyarakat, kita akan semakin kuat dan lebih kuat lagi keinginan untuk mengabdi dan mempertahankan idealisme pergerakan.

  • Organized
Untuk mempertahankan idealisme, kita perlu mengorganisasikan ide-ide kita. Tujuannya agar ada regenerasi ide dan kita mampu mengembangkan pergerakan.

2.       Organization
Setelah pergerakan, kita perlu organisasi untuk membantu kita mengikat konsistensi idealisme. Organisasi tidak harus resmi dan berbadan hukum. Kita bisa membentuk organisasi informal dengan dua atau tiga orang yang memiliki ide yang sama dengan kita. Dalam organisasi itu, kita membangun kekuatan, mempertahankan semangat juang, dan memperluas gerakan. Hasilnya? Jika nantinya idealisme pergi dari kita, kita masih punya pejuang-pejuang lain yang masih konsisten dengan ide yang pernah ada pada kita. Setuju?

3.       Variation
Untuk menjamin, idealisme itu tetap dihati kita, kaum muda berperlu melakukan variasi gerakan. Kita mengembangkan ide-ide ini dengan menyusupkannya pada acara-acara sosial dan kemasyarakatan. Kita bisa melakukan diskusi-diskusi ringan dengan sahabat-sahabat untuk menarik minat nya. Variasi-variasi kegiatan yang kita lakukan ini akan membuat kita selalu menanam keyakinan bahwa kita bisa menelurkan ide kita dengan banyak cara dan kita akan selalu bisa mempertahankannya.

4.       Exposure
Pengungkapan. Terbuka. Ide yang benar adalah ide yang terbuka. Tidak ekslusif pada kelompok-kelompok tertentu atau gerakan tertentu. Ide yang terbuka akan dapat diterima khalayak. Kita akan lebih muda mempertahankan idealisme itu jika memiliki sifat yang terbuka. Untuk itu, bukalah ide-ide itu untuk pemikiran-pemikiran super lainnya.

Dengan melakukan hal-hal tersebut, jika masih ada yang ingin menyerang, mereka akan menyerah. Kenapa? Kita tidak terikat pada ide yang tertutup, kita bisa menerima ide mereka. Tapi kita punya tujuan. Kita hanya perlu konsisten terhadap tujuan kita. Ide hanya alat untuk mencapai tujuan. Jadi, bagaimana caranya agar aktifis bisa mempertahanan idealisme nya? Konsisten pada tujuan dan terbuka pada ide-ide super lainnya. Dan garuda akan bisa terbang tinggi dengan bangga.

Jadi, kita tidak perlu lagi mempertanyakan berapa orang yang memiliki idealisme yang kuat. Tidak. Hari ini, kita hanya butuh, berapa orang yang konsisten dengan tujuannya untuk garuda? Satu orang? Dua orang? Biarkan. Ketika kita masuk ke dunia nyata nantinya, kita akan jadikan ia ratusan juta. Kita akan ubah dunia. Karena jika bukan kita, kaum muda, yang memulainya, siapa lagi?Soekarno pernah berucap, “Seribu orang tua hanya bisa bermimpi mengubah dunia, dan seorang muda dapat merubah dunia”. Soekarno telah percaya pada generasi kita, apakah kita akan membiarkan garuda duduk pesakitan dikandangnya sana? Atau kita buat ia cemerlang dan terbang hingga angkasa?

Jika kita semua berpikir seperti ini, perbedaan yang terjadi akan teratasi. Apapun ide-ide yang kita bawa, ketika kita punya tujuan yang sama. Kita akan bersatu. Karena kita pemuda. Bukan aktifis ataupun apatis.

NB:
1. Essay ini saya tulis dalam ketika menjadi salah satu Nominasi "The Best Activist" pada Accounting Carnival 2013
2. Baru sempat share karena baru nemu file nya

Berjuang! Bergerak! Bangun!
Berjuang! Bergerak! Bangun!

Komentar

Postingan Populer