Instagraming

Soe Hok Gie dan Catatannya

RESUME Oleh Riyan Al Fajri
SOE HOK GIE : CATATAN SEORANG DEMONSTRAN
Cetakan ke 10 2011, 385 halaman
Author : Soe Hok Gie


Soe Hok Gie, saya kira ini untuk kedua kalinya saya membaca catatannya. Bila kali pertama saya tidak terlalu peduli, kali ini, saya coba menuliskan resume yang sekiranya bisa bermanfaat bagi kita semua. Soe Hok Gie sendiri adalah salah seorang saksi sejarah bangsa ini. Pergolakan politik, pemikiran serta pergolakan pribadi tercatat dalam catatan ini.

Soe Hok Gie dalam cenderung memandang hidup ini serba hitam, sampai-sampai ia gemar mengutip ungkapan seorang filsuf yunani yang berkata:

Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan
Yang kedua dilahirkan tapi mati muda
Yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu.
Bahagialah mereka yang mati muda

Berikut ialah catatannya yang menarik perhatian saya :

“Ia berkata jika kemenangan revolusi dianggap sebagai tujuan maka revolusi 45 sudah berhasil. Tapi aku kira revolusi itu hanya alat untuk mencapai keadilan dan kemakmuran. Yang terang kita sudah mendapat suatu ekonomi yang baik. Indonesia yang makmur dan seterusnya dan seterusnya. Tapi soekarno, hatta, sjahrir, tjipto dan lain-lain menuntut suatu yang tidak hanya perut belaka melainkan kebebasan dalam arti umum, juga hak untuk mentapkan nasib sendiri. Pada titik ini ternyata bahwa ide ide tadi hendak dilaksanakan dan revolusi 45 sebagai alatnya. Tujuannya ialah kemerdekaan politik yang juga alat untuk suatu ide yang tertinggi, keadlian dan pelaksanaan ide ide kemanusiaan yang paling luhur.

Kemerdekaan politik telah kita dapat, tujuan revolusi telah terpenuhi? Masih jauh. Kita mencoba merealisasikan ide ide kemanusiaan. Tapi yang terjadi adalah tragedi. Kita Cuma bisa bertahan delapan tahun pada situasi ini. 1958, tamatlah kemerdekaan kita, kemerdekaan manusia. Memang sejak 1958 yang menjajah indonesia adalah bangsa sendiri tetapi penjajahan itu identik dengan penghisapan oleh manusia kepada manusia.

Kenyataan revolusi amat tragis. Revolusi perancis menginginkan kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan, tapi yang didapat ialaha totaliterisme Napoleon. Kelas-kelas meruncing dan teror sesamanya. Tapi revolusi kita lebih tragis lagi. Dizaman belanda kita telah mempunyai stabilitas ekonomi dan keamanan. Lalu kita inginkan nilai nilai yang lebih luhur. Tidak Cuma nilai elementer belaka. Kita dulu berjuang untuk kemerdekaan dan persaudaraan, yang didapat ialah pemberangusan demi untuk keamanan umum. Suatu istilah yang sama seperti yang dikemukan pemerintah hindia belanda almarhum. Kita telah mengalami perubahan dari penjajah belanda  + jepang dan sekarang sekelompok kecil manusia mabuk. Mereka bukan pemimpin melainkan penipu.”

“Sejarah dunia adalah sejarah pemerasan. Apakah tanpa pemerasan, sejarah tidak ada? Apakah tanpa kesedihan, tanpa pengkhianatan sejarah tidak akan lahir? Seolah-olah bila kita membagi sejarah maka yang kita jumpai hanya pengkhianatan. Seolah-olah dalam setiap ruang dan waktu kita hidup atasnya. Ya betapa tragisnya, “Hidup adalah penderitaan”, kata budha. Dan manusia tidak bisa bebas daripadanya. Kita hidup dan menerima itu sebagai suatu keharusan.

Tapi bagi ku perjuangan harus tetap ada. Usaha penghapusan terhadap kedegilan, pengkhianatan, dan yang non humanis. Memang kita sadar akan kesia-siaan itu. Kita tahu akan absurbnya dan itulah hidup. Stand like a hero, and die bravely. Aku kira bagiku itulah kesadaran sejarah. Sadar akan hidup dan kesia-siaan nilai. Memang hidup seperti ini tidak enak. Happy is the people without history, kata dawson. Dan sejarawan adalah orang yang mengetahui dan mengalami hidup yang lebih berat”.

“Sekarang keadaan semakin parah. Rupa-rupanya pergulatan antara militer dan PKI harus menuju titik titik penentuan. Apakah titik itu berupa clash atau hanya didalam. Entahlah. Aku harap hanya didalam saja. Harga-harga makin membumbung, kaum kapitalis makin lahap memakan rakyat dan OKB (Orang kaya baru) mulai bertingkah. Dalam keadaan beginilah, kaum intelegensia bertindak, berbuat sesuatu. Aku sekali-sekali tidak bermaksud menyuruh mereka berbuat konyol.

Kelompok intelektual yang terus berdiam dalam keadaan yang mendesak telah melunturkan semua kemanusiaannya. Ketika Hitler mulai membuas maka kelompok inge school berkata tidak. mereka walaupun masih muda, telah berani menentang pemimpin gang gang bajingan rezim nazi yang semua idenik. Bahwa mereka mati, bagiku bukan soal. Mereka telah memenuhi panggilan pemikir. tidak ada indahnya (dalam arti romantik) penghukuman mereka, tetapi apa yang lebih puitis selain bicara tentang kebenaran?

Aku kira kita juga di Indonesia sudah sampai saatnya untuk berkata tidak pada Soekarno. Memang soekarno bukanlah hitler bahkan dia adalah person yang begitu tragis dan harus dikasihani. Tetapi orang disekelilingnya baik militer maupun sipil adalah bajingan bajingan yang tidak lebih berharga dari anjing kudis.

Aku tidak tahu bagaimana tindakan pemikir kemanusiaan ini. apakah mereka ada dan berani bicara jujur? Dengan mengecualikan pak Said, barangkali sedikit jumlahnya. Bahwa sjahrir, Roem, Sabadio, Agung, Prawoto dll ditangkap di Madiun, merupakan tanda bahwa ada kelompok-kelompok itu. Tapi ketika aku bicara tentang agung dengan tan hong gie, aku sangat kecewa. Agung tidaklah lebih dari pemimpin murahan yang hanya berani bicara tentang imperialis jawa. Seolah ia tidak berani melihat persoalan dengan baik dan mengidentifikasikan gang soekarno sebagai rezim jawa.

Kesalahan yang menyedihkan. Mereka tidak mau melihat betapa menderitanya orang orang di jawa. Mereka telah diperas oleh raja raja mereka. Lalu oleh belanda. Dan dari uang ini belanda mendirikan apa apa untuk dinikmati seluruh Indonesia. Mereka berkorban ketika revolusi dan sekarang masih terus diperas oleh rezim diktator sekarang. Kalau ada orang yang begitu rendah hati, orang jawa lah itu. Dan pemimpin yang berani bicara tentang imperialis jawa sebenarnya adalah bajingan murahan”.

“Kemarin dulu aku menghadap presiden Soekarno, sebagai anggota delegasi pemuda-pemuda yang setuju dengan asimilasi dan minta restu dari beliau. Bung karno tidak setuju dengan rasialisme dan bercita-cita supaya suatu ketika ras Indonesia hanya didukung oleh suatu bangsa yang bulat. Bagi bung karno nation building tidak bisa tercapai dengan minoritas. Ia berkata bahwa ia lebih revolusioner dalam tindakannya daripada negara sosialis karena negara-engara itu (Uni Soviet dan Vietnam Utara) masih mempertahankan minoritas. Oleh Anies dalam tema releasi dapat dipaksakan bahwa dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika, Bhineka adalah das sein dan tunggal itu adalah das sollen. Dari pembicaraan politis lalu dialihkan ke pembicaraan yang tidak formal”.

“Ong melihat monipol (Manifesto Politik) sebagai lanjutan belaka dari pada pertentangan tradisionalisme. Manipol, bagi Ong adalah semacam kitab suci baru. Apakah mungkin suatu doktrin dan falsafah kenegaraan dicakup dalam 15 halaman? Ia lalu menunjuk person dan gelar presiden soekarno, panglima tertinggi angkatan perang, pemimpin besar revolusi. Presiden adalah gelar kenegaraan, Panglima adalah gelar ketentaraan, dan Revolusi adalah gelar agama. Menurut Ong, revolusi kini sudah menjadi agama baru. Siapa siapa yang dicap anti revolusi, berarti anti kebenaran. Jadi soekarno memiliki 3 aspek. Gelar raja-raja jawa juga sama dengan gelar politik (kawula ing tanah jawi), tentara (senapati ing ngalaga) dan agama (syeikh sahidin ngabdulrachmad. Presiden soekarno adalah lanjutan daripada raja-raja jawa. Karena itu dalam tindakannya ia bersikap seperti raja-raja terdahulu. Ia beristri banyak dan mendirikan keraton-keraton.

Jika kita menerima gagasan manipol ini sebenarnya tidak lebih daripada seorang raja tradisional, persoalannya sekarang apakah kita dapat meletakkan seluruh masa depan Indonesia ditangan orang seperti ini? jelas bagiku tidak. aku juga menerima pancasila dan manipol secara jujur. Tapi bagiku, ia lebih merupakan sesuatu yang harus diperjuangkan sebagai cita-cita dari Indonesia. Bila pancasila dan manipol hanya slogan saja maka halnya akan menjadi lain. Soalnya sekarang kita harus mengisi makna dari cita-cita ini untuk mencapai tujuan revolusi.

Wiratmo dahulu mengatakan pada Peransi bahwa kita commited pada tujuan revolusi bukan pemimpin revolusi. Aku katakan padanya soal-soal ini juga menggangguku beberapa minggu lalu. Yang penting ialah mendapatkan kekuatan yang perlu, sebab jika kita tak memelihara kekuatan dan hanya studi terus, kita akan disapu bersih oleh grup lawan. Aku tetap menerima prinsip prinsip pemikiran Sudjono bahwa kini kita harus ecara riel menyusun kekuatan. Dalam politik tak ada moral. Bagiku sendiri politik adlaah barang yang paling kotor, lampu-lampu yang kotor. Tapi suatu saat dimana kita tak dapat menghindari diri lagi maka terjunlah. Kadang-kadang saat ini tiba, seperti dalam revolusi terdahulu. Dan jika sekiranya saatnya sudah sampai aku akan ke lumpur ini”

“Aku yakin bahwa bung karno adalah manusia yang baik dan tragis hidupnya. Mungkin ia pernah membuat kesalahan-kesalahan politik yang besar, akan tetapi salah satu sebabnya adalah pembantu-pembantunya sendiri. Resimen cakrabirawa membuat jaring-jaring birokratis yan gsulit ditembus. Sehingga hanya klik-klik tertentu saja yang dapat masuk ke Istana. Bungka karno seolah olah dijadikan tawanan dalam sangkar emas. Tanpa koneksi jangan harap dapat menjumpai beliau. Dan dalam suanan seperti ini ada suatu otak yang secara sistematis berusaha mendekadensikannya. Ia terus menerus disupply dengan wanita-wanita canti yang lihai. Hartini muncul dan membuat bung karno dihancurkan. Sejak itu wanita wanita cantik keluar masuk istana.

Seolah-olah bung karno mau dialihkan hidupnya dari insan yang cinta tanah air menjadi kaisar-kaisar yang punya harem. Tiap minggu diadakan pesta cabul. Ya dalam keadaan ini siapa yang tidak berpengaruh yani juga mengalami nasib yang sama. Setahuku Yani bukan perwira yang mata keranjang. 1962 ia pernah membuat aturan melarang prajurit untuk mengambil istri kedua tanpa izin atasan dan istri pertamanya. Tapi hanya itu rupanya tidak disenangi oleh somebody dalam istana yang juga telah menjatuhkan moral presiden. Akhirnya yani memelihara istri muda. Perwira angkatan darat banyak yang kecewa akibat tindakan yani. Dan pastilah ada yang senang dalam hal ini. siapa? Menjadi menteri di Indonesia sulit sekali. Disamping harus pintar, ia harus pula kebal terhadap uang sogokan, pangkat dan wanita wanita cantik”.

“Pagi ini saya ke Yap Thiam Hien bersama Ojong. Dia kira kita datang karena khawatir akan nasibnya. Ia tenang-tenang saja. Ia minta agar teman-teman yang muda jangan bersikap dahulu karena kita harus menghormati lembaga kehakiman, apapun putusannya. Ia berikan ilustrasi yang mengerikan tentang penjara bawah tanah, tukang becak yang ditangkap sewenang-wenang, dan tahanan yang sudah seperti lidi. Bagi yap kita harus membasminya dengan cara-cara yang baik. Kita tidak boleh merendahkan diri kita dengan bertindak seperti mereka. Jalannya masih jauh tpai kita sudah mulai. Saya juga cerita tentang sukirman, soal tahan wanita yang dilacurkan dan sebagainya, bicara dengan yap membuat kita optimis melihat masa depan walaupun jalannya berat sekali. Di Indonesia hanya ada dua pilihan. Menjadi Idealis atau apatis. Saya sudah lama memutuskan bawa saya harus menjadi idealis, sampai batas-batas sejauh-jauhnya. Kadang-kadang saya takut apa jadinya saya kalau saya patah-patah. Apatiskah atau anarki. Moga-moga tidak keduanya”.

Soe Hok Gie Punya kisahnya sendiri yang ia ceritakan, kita punya kisah sendiri. Kita punya pilihan atas apa yang akan kita lakukan dimasa depan kelak. Moga-moga pilihan itu pilihan yang lebih menantang sehingga bisa menjadi saksi sejarah yang kan hidup sepanjang masa. Dan tentu saja, negeri ini butuh kita. Butuh kita. Maka jika bukan kita yang berkarya, siapa lagi? Menjadi idealis adalah pilihan, tapi berkarya adalah kewajiban. Untuk Indonesia, Untuk Bunda Pertiwi yang kan bahagia.

Minggu, 26 Januari 2014 15.20 WIB
Diatas bantal yang tidak empuk tapi telah menemaniku selama lebih 3 tahun ini.
Akhirnya selesai untuk kedua kalinya membaca buku Soe Hok Gie ini. well, 2 dari 20 buku target dalam 3 bulan ini sudah terealisasi. 18 books to read! Semangat.

Komentar

Postingan Populer