Instagraming

Dik, Bukan Seperti Itu

Dik, abang mau cerita sedikit. Akhir-akhir ini abang perhatikan adik senang kali lah ya mem-broadcast berita-berita konyol semacam agama sesat, Quraish Shihab sesat, ini sesat, itu sesat. Ya kan ya?

Kadang itu abang berpikir, dik. Balighul Anni Walau ayah itu bukan seperti itu caranya. Balighul Anni Walau Ayah itu ya mestilah ayat yang benar-benar kamu pahami. Bukan, dibuat orang satu berita, kamu aminkan, lalu kamu sebarkan.



Itu sama seperti kamu berada disuatu daerah yang tidak kamu ketahui, lalu ada orang yang ga tahu daerah itu bilang kalau mau ke mesjid terdekat mestilah belok kanan. lalu kamu dengan semangat mengambil TOA dan mengumumkan kepada setiap orang yang kamu temui bahwa ke mesjid belok kanan. Padahal orang-orang tersebut mau pergi ke Pasar.

Kalau pun orang itu mau pergi ke Mesjid dik, belum tentu, belok kanan itu benar. Lah kamu saja belum tahu bukan? Belum pernah ke Mesjid itu kan? Kamu saja belum bisa memastikan kebenarannya, tapi sudah menjadi penunjuk jalan orang. Celaka dua belas lah itu nanti dik.

Misal nih dik, urusan agama Baha'i kemarin. Broadcast adik bilang itu agama sesat. Itu bukan agama islam, ya mana mungkin benar? Sedangkan agama yang benar itu hanya Islam. Al Maidah ayat 3 buka! Udah sempurna agama ini, tak perlu ada tambahan ini itu lagi. Semua sudah tahu bukan?

Lalu bagaimana dengan agama yang bukan islam? Hormati saja keyakinan mereka, dik. Tak perlu dihina-hina. Lakum dinukum waliyadin aja lah dik. Karena posisinya adalah La ikraha fiddin. Tak ada paksaan dalam memeluk agama.

Lah, rasulullah juga hidup berdampingan dengan kaum yahudi di Madinah bukan? Bahkan paman nya pun seorang Kafir Quraisy, Abu Thalib. Adakah rasulullah menghina mereka yang tidak menghina islam? Tidak! Adakah Rasulullah membunuh paman nya? Tidak! bahkan ia bersedih atas meninggalnya Paman nya. Sedih karena ia tak mampu selamatkan si paman, sedih berikutnya karena orang yang teramat ia cintai mendahuluinya.

Kalau abang lihat, adik nih agak lucu sedikit. Adik mau mempraktekkan islam, tapi tidak meniru cara Rasulullah. Adik malah merusak kerukunan umat, serta menyerukan kebencian. Ada Rasulullah macam itu dik? Kalau bukan Rasulullah yang adik tiru, jadi siapa lagi yang ingin adik tiru? Iblis laknatullah? Cara rasulullah berdakwah sederhana dik. Sama seluruh manusia, Allah perintahkan u'du fi sabili rabbika bil hikmah wal mau idzotil hasanah, wa jadilhum billati hiya ahsan.

Sampaikan dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dibantah dengan cara yang baik. Bukan kirim broadcast kebencian, adik. Rasulullah yang mana yang engkau ikuti dengan berbuat seperti itu?

Apalagi ini menfitnah ulama semacam Quraish Shihab. Dosa dik, dosa. Belum lagi hitungan Fitnatun ashaddu minal Qatli. Ini yang engkau fitnah ulama, dik. Itu sama seperti ada kamu itu gelandangan miskin membunuh orang. Nah, orang yang engkau bunuh itu Raja Negeri yang amat dicintai rakyatnya pula lagi.

Kebayang ga hukumannya dik?

Kadang itu dik, kita ini terlalu semangat berdakwah sampai lupa cara berdakwah itu. Sampai lupa batasan. Sampai lupa kalau kita ini orang Islam. kita terlalu banyak ngomong islam itu baik, tapi sedikit lupa mempraktekkan kebaikan islam.

Agama ini dik, agama yang sangat indah. Agama yang melindungi semua manusia. Agama yang merahmati setiap nyawa. Nah, agama udah baik nih dik, orang macam adik ini lah merusak citra agama ini. Sudah tak paham, merasa benar, berbuat onar pula. Sayang lah abang pada engkau nih dik oh adik.

Nah, sekarang lepaskan cara-cara kebencian itu dik. Semakin adik sebarkan itu kebencian, semakin keraslah hati adik. Cobalah adik simpan kentang selama sebulan didalam saku baju adik. Jadi busuk tidak?

Kentang itu sehat dik, enak pula. Kalau adik simpan, bukan pada tempatnya, ia semakin tua. Semakin busuk akhirnya. Yang busuk itu kalau adik simpan terus, ya semakin busuk dik. Agama ini indah purna. Cara adik menyebarkannya dengan kebencian. Adik pupuk kebencian dalam hati adik berlama-lama. Bukan cerah yang akan datang adik, tapi kebusukan yang meraja lela.

Paham adik?

Kalau tak paham, jangan segan-segan hubungi abang. Abang selalu ada untuk adik.
Selamat makan siang dik.
Riyan Al Fajri.

Komentar

Postingan Populer