Instagraming

Republik yang Dia Selalu Salah Aku yang Benar

Aku sudah 23 tahun menjadi bagian dari Republik ini. Tentu, aku tahu seluk beluknya bukan? Aku tahu dari A sampai Z hal-hal terkait republik ini. Aku tahu kapan dia mulai dibentuk. Aku tahu kapan ia resmi berdiri. Aku tahu kapan orang yang mendirikan saling bunuh. Aku bahkan tahu berapa banyak orang yang mati diperkosa, dibunuh, dimiskinkan dan dihinakan harkat dan martabatnya.

Tapi tahukah kamu, republik ini bukannya semakin bagus eh makin goblog. Bagaimana tidak goblog, kurikulum yang baru kemarin sore diterapkan di sekolah, eh pagi ini udah diganti. Padahal kan belajar saja toh ya? Tinggal baca buku, diajarkan, selesai. Masalah punya karakter atau tidak, bodoh lah. Toh dalam UN tidak ada ujian karakter kan?



Belum lagi, harga BBM dinaikkan. Harga BBM naik saja ributnya minta ampun. Padahal tidak ada satu orangpun di republik yang minum BBM. Kita tidak akan kehausan kalaupun BBM tidak terbeli toh? Air yang lebih penting. Ini sungai penuh dengan limbah, laut penuh dengan limbah. Ya kalau rusak alam mah sudah ikhlaskan saja. Orang nya tak adil sih, lebih memikirkan BBM ketimbang Air.

Padahal, zaman pemerintahan dulu BBM naik juga pun. Orang yang menolak naikkan, sekarang malah dukung kan? Terus kenapa pula orang yang dulu mendukung sekarang menolak? Ini masalahnya. Ini akibat orang-orang berusaha minum BBM. Kan gila jadinya itu. Sama seperti kita setuju Superman memakai sempak diluar dulu, eh sekarang malah bilang-bilang jijik. Padahal dulu dianggap pahlawan kan?

Asal tahu kamu tahu pula, republik inilah satu-satunya aku dan kelompok aku yang orang beriman. Selainnya ya mereka orang kafir. Walaupun mereka sholat, walaupun mereka udah baca Quran. Semua orang salah. Tidak ada yang paham agama. Selain itu, yang kafir itu jahat semua. bodoh semua. Mereka itu baru paham agama kalau mereka pilih aku jadi pemimpinnya. Toh aku yang paling tahu republik ini toh? Selama otak mereka masih berpikir ada orang yang lebih baik daripada aku, mereka kafir dan bodoh. Tidak pantas kita bersekutu dengan mereka.



Republik ini juga aneh. Sebanyak-banyaknya orang gendut dinegeri ini, eh toh yang dipilih orang kurus. Kalau difoto, tak ada ganteng-gantengnya doh. Coba paman aku yang jadi pemimpinnya, udah ganteng, bagak, orang militer, pahlawan lagi. Pasti agama aku tegak. Pasti harta aku bertambah. Pasti hidup orang-orang bahagia. Ingat, pemimpin yang baik itu adalah pemimpin yang ganteng, bukan pemimpin yang bekerja. Pemimpin yang hebat itu adalah pemimpin yang diantara pasukan khusus pengamannya, bukan pemimpin yang suka ngeksis ketemu rakyat nya. Eh selfie pula lagi.

Belum pula lagi, Cuma direpublik ini walikotanya ada yang main twitter. Harusnya walikota itu kayak raja kecil didaerah. Disembah dan ucapannya sempurna. Ini semua keluhan masyarakat didengarnya. Walikota itu bukan seperti itu. Walikota itu harusnya kerjanya didalam ruangan saja, duduk tanda tangan. Lalu dinas perhubungannya pungli truk-truk dijalan, lalu dinas pasarnya ambil uang keamanan lebih mahal, lalu tukang bangunannya menukar besi 12 ke besi 4, 1000 sak semen menjadi 150 sak. Itu yang disebut walikota. Cepat kaya.



Cuma ada direpublik ini, orang buang sampah ditempat yang ada tulisan “Buang sampah disini Anjing”. Logikanya itu tak ada loh. Udah jelas yang buang sampah itu manusia, lah kok malah menuduh manusia itu anjing? Salah apa anjing sehingga menerima tuduhan keji itu? Terus kemana babi? Nanti kalau udah ada tempat lokalisasi resmi yang manusia banyak datang, baru nyalahin babi. Kan tak enak. Yang enak-enak manusia, yang disalahkan babi. Padahal kan lokalisasi itu penting.  Kalau tidak ada lokalisasi, bagaiamana anak-anak mau sekolah? Masa mereka harus pasar-isasi? Memang anak-anak itu barang dagangan apa?



Tahu ga kamu, direpublik ini harga tiket pesawat sudah mahal donk. Menterinya sok ganteng bro menaikkan harga tiket. Demi keamanan katanya. Padahal apa sih pentingnya keamanan? Uang keamanan pasar aja sering setor ke aparat tetep diperas preman, ini kok orang terbang ditarik uang keamanan. Lama-lama orang buang taik pun ada uang keamanannya. Kalau begini kan pariwisata domestik jadi berkurang minat orang, soalnya waktu murah orang merasa hina untuk keliling republik ini, pas mahal makin malas lah.

Aku bilang pariwisata ini makin tinggi biayanya, bukan berarti aku suka pariwisata domestik ya. Aku kan elit, wisatanya lewat media sosial aja. Lalu nyalah-nyalahin orang deh. Lebih memuaskan loh. Lebih menyegarkan.

Bukan hanya hal tadi saja, republik ini diisi oleh orang-orang goblog. Masa milih menteri orang tamat SMP yang bisa kerja? Harusnya milih orang tamat S1 yang bisa korupsi. Orang tamat SMP mah ga sampai otaknya buat korupsi, susah. Kalau tak korupsi, terus gimana menteri-menteri bisa kaya? Kasihan donk sipir penjara tak ada orang yang bisa dijaganya. Belum lagi target realisasi anggaran untuk biaya narapidana bisa lebih banget kan? Sia-sia donk uang negara?

Pokoknya, negara ini penuh dengan kebodohan, kekafiran, keegoisan, ke-an-an lainnya. Tahu bagaimana supaya  republik ini bisa hebat? Pilih aku jadi pemimpinnya. Kalau bukan aku, ya teman aku. Kalau bukan teman aku, ya paman aku. Kalau bukan paman aku, ya guru aku. Kalau bukan yang ada aku nya, maka republik ini tidak akan pernah benar. Karena direpublik ini, Cuma aku yang benar. Aku yang udah 23 tahun menjadi bagian republik ini.

NB:
1. Ini tulisan satire
2. Segala kebodohan saya dalam tulisan ini adalah kesalahan saya, setiap kode yang diterima pembaca adalah kebaikan Ilah saya. Karena tanpa Nya, hikmah sehebat apapun tidak akan sampai ditelinga. Toh Al Quran saja ada yang hobi membakarnya kan? Padahal Al Quran adalah pedoman yang lurus. Apalagi tulisan sehina ini.
3. Penulis tidak lebih baik daripada yang Membaca tulisan penulis

Komentar

Postingan Populer