Instagraming

#Dek


Tanpa wajah dan tanpa terlihat warna seragamnya, saya pikir ini cukup memenushi syarat sbg foto yg aman utk dishare.
Sebelum hendak berdinas nantinya dan dalam proses memperbaiki kuda roda dua saya di bengkel, saya cari lah alfamart terdekat untuk beli Aqua. Maklum dr semalam haus.
Masuk ke alfamart, saya liat dr punggungnya spt mamak2 yg bawa dua anaknya belanja, terus saya ambil aqua, ada sekitar 5-6 anak2 lagi sedang belanja dg uang receh 2-4 ribu rupiah di kedai ini dg seragam yang sama.
Pikiran awal, "wow banyak juga anak mamak ini. 8 org masih kecil-kecil lagi. Bikin masalah kependudukan aja ini. Hobi kali bikin anak".
Terus org yg saya sangka mamak-mamak ini datang ke kasir lah ya, dan well, setelah liat wajah, ternyata anak kecil usia SMP lah ya. Tp dg tubuh yg lebih besar dr anak seusianya.
Terus jleb sendiri, keingat disebelah kedai ini ada panti asuhan. It must be them lah. Mereka masih kecil-kecil. Kelas 2-3 SD gitu. Sudah diajarkan bagaimana berbelanja.
"Dek, kalian sudah mandiri sebelum waktunya dek" ‪#‎respect‬
Terus teriak dalam hati. Malu sendiri karena sudah suudzon. Terus berazzam, setelah menikah nanti, bulan pertama akan mengadopsi anak dr panti asuhan ini. Setidaknya 1 orang, jika memungkinkan 2 org anak perempuan. Sebagai kunci jaminan ke surga kelak dg dua anak perempuan sholehah.
Terus bagaimana jika istri tak setuju?
Saya pikir kita dijodohkan dg orang yang satu hati dg kita. Jika saya ingin adopsi salah satu anak kecil ini, itu tak akan jadi masalah bagi istri. Kalau bermasalah? Saya pasti dr awal tidak memilih si calon istri.
Bagaimana kalau belum sepenuhnya mampu? Kalau nunggu mampu, itu sama seperti nunggu padi matangnya berwarna biru. Awuuuuu

Komentar

Postingan Populer