Instagraming

Malaka ku Malaka

14 Maret 2016


Kunjungan saya di Melaka ini saya nyatakan sebagai Kunjungan terakhir saya ke Malaysia. Saya tidak akan mengunjungi Malaysia lagi selain ada penugasan atau hal penting lainnya.
Berwisata? Tidak!!!
Kenapa demikian?
Selama saya di Melaka, saya merasa tidak diperlakukan setara. Harga diri saya serasa diremehkan.
Di Beberapa tempat seperti Medan Samudera, Hatten, Datara Pahlawan, Plaza Mahkota, beberap pramuniaga toko-tokonya dengan tidak bersalah berucap:
"Indon ke?"
"Korang Indon ke?"
"Korang kerje ke kat sini?"
Berulang kali saya menegaskan "Sayo dari Indonesia",
Calling me as "Indon" means "saya tak butuh sebut kamu seutuhnya, hanya setengah saja. Manusia setengah". Cause you cant call british as brit. Got it? But you can call slave as you want. I'm not a nigger slave, I'm an independent person. There's no slave anymore in this world.
Persis hanya di Jonker walk saya diperlakukan terhormat oleh pedagang-pedagang China.
Lalu Beberapa tempat seolah-olah mengisyarakan saya tak mampu membeli setelah tahu saya dari Indonesia. Terus kesal karena diperlakukan demikian. Pergi lah awak ya. Tak tahu saja dia berapa puluh juta uang yang bisa saya gunakan dalam Mastercard ini.
Berbeda dengan Singapura, mereka melayani sepenuhnya. Maka kalau weekend kita stres ya dan pengen ga ditelpon, ke singapura sajalah. Haha.
Malaysia? Beautiful Historical Places, but Very bad Experiences.

Komentar

Postingan Populer