Instagraming

Syariah atau Tidak Syariah.


Saya pikir kurang tepat kita jualan syariah untuk melakukan dagangan ya. Misal : rumah cicilan syariah, swalayan syariah, travelling syariah, dsb.
Karena intinya cuma dagangan. Orang berdagang slama halal ya sesuai syariah. Syariah nya adalah akad nya. Selama pembeli tidak beli barang haram, dan saling rela, ya syariah. Meski penjual menjual barang haram seperti rokok. Lah transaksi kita cuma beli sabun kok ya jadi tidak syariah gara-gara pedagangnya jualan rokok?
Toh kita ga beli rokok kan? Nah transaksi akad kita ya sesuai syariah. Krn nilainya itu ya per akad. Orang tidak disalahkan karena kejahatan secara umum. Bila yg dia jual baik, ya dia melakukan kebaikan. Meski sekecil biji zahra. Kalau dia jual barang secara bathil ya tak syariah, walau sebiji zahra juga.
Terus simpan uang atau kredit rumah di bank umum. Ya dibikin jelas akad nya. Di Bank Mandiri menabung bisa kok bunga 0%. Tinggal request saja. Transaksi kita ya akad kita. Bukan kelakukan bank nya. Mau dia makan riba, ya suka-suka dia.
Misal Bank A jaringannya seluruh Indonesia sampai daerah terbelakang, masa iya kita maksa jd nasabah bank yang langka atm n fasilitas nya hanya karena bank A tidak punya embel-embel bank syariah? Padahl tinggal request saja. Ngomong saja. Hidup kita, uang kita kok. Masa g mau ngomong. Pemalu kali lah.
Nah, biar agak pinter dikit, pandai-pandailah bermuamalah. Jangan sampai tak adil pada diri karena memaksakan sesuatu yang gampang. Kan kasihan sama hati. Tertekan terus. Hidup sudah susah, kok ya disusahin? Heh
Kalau agama itu buat kamu susah, itu bukan agama. Paham?

Komentar

Postingan Populer